Kisah Inspiratif: Pecandu Alkohol Menjadi Mualaf Tersentuh Perilaku Muslim di Bulan Ramadhan

Ilustrasi wanita muslim/wanita berhijab.
Sumber :
  • Freepik/rawpixel.com

VIVA  LIFESTYLE  – Namanya Sherly, wanita ini diketahui sempat hidup dalam kondisi yang jauh dari agama. Sherly juga mengungkap perpisahan kedua orang tuanya di saat usianya menginjak 16 tahun membuat hidupnya semakin tak menentu. Perpisahan itu juga yang membuat kesehatan mental Sherly ikut terpengaruh, bahkan sempat menjadi pecandu alkohol.

Menakjubkan, 187 Pria dan Wanita Masuk Islam di Masjid Gtown Philadelphia Amerika

“Saya sangat marah tentang semuanya dan saya menyalahkan diri saya,” kata dia dikutip dari tayangan YouTube Ummu TV.

Hingga suatu hari ketika beranjak 16 tahun, Sherly memutuskan untuk bekerja. Dirinya saat itu bekerja dengan sejumlah muslimah. Memiliki teman seorang muslimah, diakuinya tertarik dengan agama Islam.

Ninja Xpress: Pengiriman Paket Melonjak 20 Persen saat Ramadhan 2024

Dijelaskannya bahwa dia merasa adanya perhatian yang ditunjukkan rekannya sesama muslim selama bulan Ramadhan. Tak hanya itu saja, dia menyebut teman-teman muslimahnya sangat mendukungnya ketika ia sangat membutuhkan bantuan. 

“Sampai saya masuk universitas di mana saya banyak bertemu orang baru dan beberapa dari mereka adalah muslim yang membuat saya tertarik kepada Islam,” katanya. 

Usai Memilih Mualaf, Davina Karamoy Belum Siap Kenakan Hijab

Namun perjalanannya sendiri untuk menemukan hidayah tidaklah mudah. Memasuki perguruan tinggi, dirinya sering mabuk-mabukan. Ia sendiri paham bahwa sering mabuk-mabukan membuatnya sengsara, depresi dan emosional.

Saat memasuki usia kuliah, masalah demi masalah pun menghampirinya. Dia sempat didiagnosa oleh dokter dengan kecemasan dan depresi yang berlebihan. Dia bahkan sempat stres lantaran bingung mengapa dia bisa bertindak sejauh ini hingga membuat kehidupannya sangat rusak.

Hingga suatu hari temannya menyarankan Sherly untuk mempelajari Islam. Tapi saat itu ia tak mengnggapinya, ia merasa sangat sulit untuk memeluk Islam karena perasaan yang berkecamuk di hatinya. Ia terus melawan pikiran negatif dan kepinginnya untuk melakukan kebiasaan buruk. 

Dia kemudian kembali memikirkan untuk mempelajari Islam. Saat itu, Sherly memulai perjalananan hijrahnya dengan membaca terjemahan Al Quran digital. Ia pun mulai merasa lebih baik setelah mempelajari Islam. 

Bahkan pada titik ini, Sherly tidak tau bahwa ia akan masuk Islam lantaran ia begitu menikmati mempelajari agama Islam. Dia menyebut bahwa Islam mengajarkannya tentang kebenaran

“Dengan Islam saya bisa mengambil hidup saya kembali dan mengetahui asal usul segalanya. Hingga suatu hari sebelum saya kembali ke kampus di tahun baru, saya menghubungi teman saya dan mengatakan padanya bahwa saya serius untuk memeluk agama Islam dan bilang saya mau masuk Islam,” kata dia.

Saat itu temannya mengaku sangat terkejut dengan keinginan Sherly untuk menjadi mualaf. Saat itu, dia mengatakan kepada temannya itu bahwa Islam telah ada dipikirkannya untuk sementara waktu, namun dia sulit untuk menjelaskannya saat itu. 

“Dia baik hati dan berkata bahwa dia bangga kepadaku. Kemudian saya mulai memberitahu teman-teman kerja saya dan mereka sangat senang. Saat itu mereka bertanya alasan saya mengapa ingin menjadi mualaf, saya menjelaskan bahwa saya tidak pernah merasa hal seperti ini. Itu adalah rasa yang bermakna, saya merasa ada tujuan dalam hidup saya,” katanya. 

Lantaran itu, teman-temannya menyarankan Sherly kembali mempelajari Islam untuk memastikan apakah Islam memang agama yang tepat untuknya. Dia juga mendapat saran dari rekan-rekannya untuk berpikir matang-matang sebelum memutuskan menjadi seorang mualaf.

“Saya merasa siap untuk memulai lembaran baru dalam hidup saya, untuk menjadi seseorang yang saya banggakan ketika saya masih kecil. Saya menyatakan diri saya seorang musli. Dan saya percaya sepenuh hati pesan dari syahadat. Saya ingin melakukannya secara resmi untuk belajar lebih banyak dan dengan itu saya dapat solat. Saya mengucapkan terima kasih kepada orang-orang di sekitar saya yang membantu saya memahami keindahan dan kedamaian Islam,” katanya. 

Dia kemudian bersyahadat, saat itu dia merasa masih sangat emosional ketika harus menceritakan kembali perjalanan hidupnya dalam menemukan Islam. Dia mengaku sangat bangga dengan keputusannya untuk menjadi seorang muslim. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya