Nyeri Sendi dan Otot, Pertanda Rematik?

AYO HIDUP SEHAT tvOne Senin 24 Januari 2018 tentang rematik
Sumber :
  • tvOne

VIVA – Nyeri otot dan sendi, memang kerap dirasakan oleh banyak orang. Tetapi, tidak semua nyeri sendi dan otot merupakan pertanda rematik.

Sederet Penyebab Rheumatik yang Sering Diabaikan, Kalian Wajib Tahu

Rematik sendiri sebenarnya bukan nama satu penyakit, melainkan kelompok besar yang di dalamnya ada 100 jenis sakit persendian, tergantung dari bagian mana yang terserang.

Kalau masih belum paham seluk beluk rematik, baiknya kita simak penjelasan dr. Rudi Hidayat, Sp.PD-KR, FINASIM dalam acara Ayo Hidup Sehat yang tayang di tvOne, Rabu 24 Januari 2018.

VIDEO: Diet Sebabkan Kulit Kusam dan Rambut Rontok, Ini Penjelasannya

Menurut dokter Rudi, kita perlu bedakan nyeri akibat rematik, atau pegal linu biasa yang berupa rasa tidak nyaman pada otot.

Rematik ditandai dengan bagian tubuh yang bengkak, merah, dan meradang dalam waktu lebih dari enam minggu. Kalau sudah begini, harus segera dicari penyebab dan pengobatan sebelum sendi rusak.

Bisa Bantu Kurangi Risiko COVID-19, Ini 3 Cara Dapatkan Vitamin D

Anda juga patut waspada kalau merasakan kaku, nyeri, serta bengkak pada tangan, lutut, kaki, pinggul dan pergelangan tangan yang sebelum dan setelah bangun tidur. 

Rematik, penyakit yang menyerang sendi dan otot ini memang cukup populer di masyarakat. Maka tak heran muncul banyak anggapan terkait penyakit ini. dr Rudi bantu menjawab mana anggapan yang mitos atau fakta.

  • Mandi malam picu rematik ternyata mitos. Tidak ada penelitian yang menunjang hal ini. Kecuali bagi penderita Raynaud Phenomena (salah satu jenis rematik pada ujung jari tangan dan kaki), tidak dianjurkan terkena suhu dingin.  
  • Kangkung, bayam dan sayur hijau picu rematik? Ini juga mitos. Kecuali bagi penderita asam urat tidak dianjurkan konsumsi berlebih.
  • Rematik hanya menyerang tulang tidak sepenuhnya benar. Sendi dan otot juga bisa terkena rematik. Rematik yang menyerang tulang disebut osteoporis.
  • Hanya usia lanjut yang terkena rematik, ini pun mitos. Bayi baru lahir hingga manula bisa terkena rematik. Bagi kasus bayi, biasanya karena kondisi autoimun.
  • Ada benarnya rematik karena faktor keturunan, misalnya pada Juvenile Rheumatoid dan pengapuran. Meski demikian rematik lebih banyak ditimbulkan karena lingkungan dan gaya hidup.

Lalu, apa yang harus dilakukan terkaitan dengan rematik? Dr Rudi serta Budiono (terapis) berbagi tips ini:

  • Jangan pernah memijat bagian tubuh yang bengkak, meradang dan merah sebab itu akan memperburuk keadaan. Sebaiknya kompres dengan air hangat untuk mengurangi nyeri.
  • Lakukan latihan ringan yang tidak membebani persendian dengan gerakkan streching untuk menjaga lingkup gerak sendi. Sebaiknya lakukan setiap pagi dan sore di bawah pengawasan tenaga medis.
  • Olahraga yang dianjurkan adalah berenang atau sepeda statis. Berjalan di dalam kolam renang lebih baik daripada berjalan kaki sebab air bantu kurangi tekanan tubuh.
  • Usia 40 tahun ke atas hindari gerakan jongkok lalu berdiri. Hanya gerakkan bagian yang kaku secara perlahan.
  • Cegah rematik kambuh dengan menjaga berat badan ideal, hindari olahraga ekstrem yang bisa akibatkan kerusakan sendi.
  • Kalau Anda punya penyakit asam urat, hindari makanan yang tinggi kandungan purin seperti seafood, jerohan dan kaldu.
  • Tidak ada makanan pantangan untuk penderita rematik, hanya pastikan tidak dikonsumsi secara berlebihan.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya