Tinggi 170 Cm dan Bobot Angelina Jolie cuma 34 Kg, Bahayakah?

Angelina Jolie
Sumber :
  • REUTERS/Mario Anzuoni

VIVA – Bobot tubuh aktris Hollywood Angelina Jolie terus menyusut di tengah proses perceraiannya dengan Brad Pitt yang tak kunjung usai. Ibu enam anak itu disebut hanya punya berat 34 kilogram, dengan tinggi 170 sentimeter.

10 Wanita Paling Dikagumi di Dunia, Ada yang Mengabdikan Hidupnya untuk Orang Tidak Mampu

Berat badan pemeran Lara Croft di Tomb Rider ini pun menjadi sorotan publik sejak lama. Banyak orang yang khawatir dengan kesehatan aktris berusia 43 tahun itu.

Dan apakah penurunan berat badan itu bisa menempatkan Jolie dalam risiko yang serius? Seorang ahli gizi dari theGirlwithMS.com bernama Caroline Craven memberikan penjelasannya.

Trik Diet dan Olahraga ala Angelina Jolie, Sukses Miliki Tubuh Ideal Dambaan Semua Wanita

"Penampilan bisa menipu. Kekhawatiran saya meningkat ketika seseorang memiliki lemak tubuh nol untuk waktu yang lama, terutama jika mereka bukan atlet yang sibuk," kata Craven, seperti dilansir dari Hollywood Life.

Menurutnya, tubuh membutuhkan kalori supaya bisa berfungsi dengan baik. Sebab, jika tubuh tidak mendapatkan kalori, maka terpaksa mendapatkan dari energi cadangan atau lemak.

Pax Sindir Brad Pitt: Manusia yang Mengerikan

"Tubuh membutuhkan cadangan dalam hal ada yang salah seperti penyakit yang tidak terduga. Sayangnya, (aktris) Hollywood cenderung menyukai kulit dan tulang,” ujarnya.

Disinggung mengenai berat tubuh Jolie, Craven menekankan bahwa jangan diukur oleh angka, tetapi lebih pada energi yang dimilikinya dalam melakukan aktivitas harian.

“Seberapa berat badan yang sehat untuk tinggi Angelina, saya bukan penggemar yang mengukur menggunakan angka dengan berat. Setiap orang berbeda. Itu bagaimana perasaan seseorang. Saya akan bertanya apakah dia memiliki energi untuk menjalani kehidupan yang dia inginkan. Dan apakah dia mengurangi faktor risiko yang bisa menyebabkan penyakit dan kematian?" tuturnya.

Diduga mengurusnya tubuh bintang Maleficent itu akibat stres karena proses perceraian dan hak asuh anaknya yang berlarut-larut. Craven membenarkan bahwa stres bisa menjadi faktor dalam penurunan berat badan yang dramatis, karena tubuh tidak memproses kalori dengan cara yang sama seperti ketika sedang dalam keadaan relaksasi.

"Stres adalah masalah nomor satu terhadap nutrisi dan kesehatan. Ketika seseorang sedang stres, tubuh mereka masuk ke mode bertarung atau lari," ucapnya.

Dia menuturkan bahwa orang yang stres bisa makan, tetapi kalorinya tidak diserap dengan baik. Bahkan, mereka akan menderita kelelahan dan masalah lainnya.

"Orang-orang, ketika stres, dapat mengubah cara mereka makan, bukan hanya makanan yang mereka makan. Mereka cenderung makan cepat, kurang mengunyah, dan sering menghirup udara,“ kata dia.

Efek samping lain dari stres adalah hilangnya nafsu makan. Menurutnya, makan, mengunyah, bahkan menelan bisa menjadi sesuatu yang sulit dilakukan. Sementara minum alkohol, mengonsumsi gula, dan kafein sering dipilih karena dianggap dapat membantu selama masa-masa stres, tetapi justru berakibat buruk dalam jangka panjang.

"Tidur adalah saat tubuh kita menyembuhkan dirinya sendiri. Ketika stres, tubuh cenderung tidak tidur, menyebabkan stres lebih lanjut. Ini semua memengaruhi nutrisi kita dan cara tubuh kita menghadapinya,” kata Craven. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya