7 Fakta dan Mitos Seputar Paracetamol

Ilustrasi paracetamol.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Paracetamol atau asetaminofen merupakan obat yang paling akrab bagi masyarakat awam. Sebab obat ini selain dijual bebas, juga dianggap sebagai pertolongan pertama untuk meredakan berbagai gejala penyakit dari ringan hingga berat.

Paracetamol biasanya digunakan untuk mengobati rasa sakit ringan hingga sedang, mulai dari sakit kepala, nyeri haid, sakit gigi, nyeri sendi, juga untuk meredakan demam.

Dianggap aman untuk dikonsumsi berbagai kalangan dan kelompok usia, banyak mitos beredar seputar penggunaan paracetamol untuk keseharian. Dalam tayangan Ayo Hidup Sehat di tvOne, Jumat, 8 Februari 2019, dr. Tulus Satriasih Sp.FK menjawab beberapa fakta dan mitos seputar paracetamol, berikut di antaranya.

1. Penghilang nyeri saat haid

Ini adalah fakta. Menurut dokter Tulus, paracetamol bisa membantu menghilangkan nyeri ringan yang bukan disebabkan peradangan.

2. Redakan demam

Fakta. Paracetamol menghambat prostaglandin, sehingga deman berkurang.

3. Tidak aman bagi penderita hepatitis

Fakta. Pada pasien dengan gangguan fungsi hati, paracetamol bisa tetap berada dalam darah untuk waktu lama, sehingga ada penurunan zat yang bisa merusak hati.

4. Aman dikonsumsi balita hingga manula

Fakta. Paracetamol merupakan pilihan obat yang aman. "Tapi sesuaikan dosis sesuai usianya," kata Tulus.

5. Konsumsi berlebih sebabkan gangguan ginjal

Mitos. Paracetamol dapat digunakan pada pasien gagal ginjal tapi disesuaikan kebutuhan pasien.

6. Penderita alergi dilarang mengonsumsi paracetamol

Mitos. Paracetamol merupakan pilihan obat relatif aman, tapi bukan sebagai obat anti-alergi.

Awas, Sering Konsumsi Obat Warung Berisiko Serangan Jantung

7. Konsumsi paracetamol bikin mual dan sakit perut

Fakta. Salah satu gejala awal keracunan paracetamol adalah mual dan muntah, kehilangan napsu makan, dan nyeri perut.

Paracetamol Berisiko Serangan Jantung dan Stroke, Menurut Penelitian

Sementara itu, dia juga memberikan tips mengonsumsi paracetamol. Menurutnya, meski dijual bebas dan sangat mudah untuk didapat tanpa resep, tetap harus memperhatikan dosis yang harus dikonsumsi.

"Untuk orang dewasa, dianjurkan mengonsumsi paracetamol 1-2 tablet sebanyak 500 miligram (mg) hingga 1 gram tiap 4-6 jam sekali dalam 24 jam," ujarnya.

Paracetamol di Teluk Jakarta: Bagaimana Obat-obatan Sampai ke Laut

Paracetamol termasuk mudah diserap oleh tubuh dan dampaknya bisa dirasakan dalam kurun waktu 30 menit usai dikonsumsi. Namun bagi penderita gangguan hati konsumsi paracetamol perlu diperhatikan karena bisa memperparah kerusakan hati.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo

Bareskrim Selidiki Kopi Diduga Mengandung Paracetamol dan Obat Kuat

Bareskrim akan menyelidiki temuan BPOM terkait sejumlah merek kopi mengandung paracetamol dan obat kuat

img_title
VIVA.co.id
10 Maret 2022