Diet Intermittent Fasting Cepat Turunkan Berat Badan, Tapi...

Ilustrasi puasa.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Diet menjadi cara masyarakat untuk dapat menurunkan berat badan. Sejumlah diet pun beragam untuk dipilih agar membantu menyukseskan target penurunan berat badan. Misalnya saja diet keto, diet karbo hingga diet lemak.

Hari Tanpa Diet Internasional: Tubuh Sehat dengan 3 Kebiasaan Ini Tanpa Harus Diet

Tidak hanya itu saja, belakangan juga muncul diet Intermittent fasting yang menjadi primadona wanita. Diet puasa atau intermittent fasting adalah metode untuk mengatur pola makan dengan cara berpuasa makan selama beberapa waktu, namun Anda masih dapat mengonsumsi minuman.

Diet intermittent fasting ini tidak mengatur makanan apa yang harus dikurangi atau apa yang harus dikonsumsi, namun lebih mengatur kapan Anda makan dan kapan harus berhenti makan alias “puasa”. Biasanya metode ini menganjurkan untuk puasa makan selama 16 jam, namun waktunya dapat Anda tentukan sendiri.

Totalitas Main Film Possession: Kerasukan, Darius Sinathrya Diet Ketat Turunkan Berat Badan

Baca juga: Obat COVID-19 Remdesivir Siap, Apa Efek Sampingnya?

Namun, sebelum kamu menjalani intermittent fasting ada baiknya berkonsultasi dengan ahli ya. Sebab, baru-baru ini sebuah studi menyebut menjalani diet jenis ini dapat membuat Anda kehilangan massa otot.

Aktris Claudia Kim Rela Naik Berat Badan sampai 100 Kg Demi Perannya di The Atypical Family

Studi tersebut dilakukan oleh University of California, San Francisco itu menemukan bahwa diet intermittent fasting saja tidak lebih bermanfaat daripada pola makan biasa dan diet ini dapat mengakibatkan hilangnya otot dalam jumlah yang signifikan.

Penelitian tersebut dilakukan para peneliti dengan membandingkan dua kelompok partisipan. Yang mana satu kelompok makan makanan biasa (tiga kali sehari) dan camilan dan kelompok lainnya menjalani intermittent fasting dengan mengonsumsi makanan dari siang hingga pukul 20.00.

Baca juga: Tetap Aman Jaga Imun Ditengah Pandemi, Ini Caranya

Pada akhir studi selama 12 minggu, para peneliti menemukan bahwa kedua kelompok tidak menunjukkan perbedaan besar dalam hal penurunan berat badan, massa lemak, kontrol gula darah, dan kadar kolesterol.  Singkatnya, ditemukan bahwa puasa intermiten sebenarnya tidak meningkatkan kesehatan metabolisme atau penurunan berat badan.

Teramati bahwa kelompok yang menjalani intermiten diet kehilangan sedikit lebih banyak berat badan tetapi juga mengungkap masalah yang sedikit lebih mengganggu.

Sekitar 65 persen dari total penurunan berat badan di antara peserta dalam kelompok diet intermiten fasting adalah penurunan dari massa otot.  Ini jauh lebih banyak daripada berapa banyak massa otot yang mungkin hilang pada diet biasa yang dibatasi kalori, yaitu sekitar 20-30 persen.

Orang-orang yang terlibat dalam penelitian ini tidak diinstruksikan untuk mempertahankan diet kalori tertentu, makro, atau rutinitas olahraga.  Mereka hanya diminta untuk memasukkan semua asupan kalori mereka dalam jangka waktu 8 jam, yang tidak memberi mereka manfaat khusus dibandingkan dengan kelompok yang tidak mengikuti ukuran drastis tersebut.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya