Indonesia Peringkat 3 Kasus TBC di Dunia, Capai 824 Kasus di 2021

Ilustrasi sakit TBC.
Sumber :
  • U-Report

VIVA Lifestyle – Saat ini penyakit Tuberkulosis (TBC) masih menjadi masalah kesehatan yang dihadapi tidak hanya di Indonesia, namun juga menjadi masalah di dunia yang tidak kunjung selesai. Tercatat dari data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2021, sebanyak 9,9 juta kasus TBC terdeteksi di seluruh dunia.

Keberadaan Astronot Terancam, Hal Mengerikan Ini Muncul di Luar Angkasa

Di Indonesia, TBC menjadi salah satu perhatian utama di bidang kesehatan dikarenakan Indonesia saat ini adalah negara dengan beban TBC peringkat ke-3 tertinggi setelah India dan China. Kasusnya sebanyak 824 ribu dan di antaranya terdapat 93 ribu kematian di tahun 2021.

Dari data yang tercatat sebanyak 824 ribu pasien TBC itu, baru sebagiannya yakni 49 persen yang ditemukan dan diobati. Sebanyak 421 ribu pasien belum sempat diobati sehingga berisiko menulari pada lingkungannya.

Pendingin Udara Ini Bisa Mendeteksi Pergerakan Manusia

Ilustrasi Penderita TBC

Photo :
  • U-Report

Untuk diketahui penyebaran TBC dari orang orang ini disebabkan oleh bakteri oleh bakteri Mycrobacterium tuberculosis, Umumnya TBC menyerang paru-paru. Melihat angka kasus TBC yang besar di Indonesia, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang melalui Bappeda Bersama dengan OPD-OPD terkait telah bekerja sama dan membagi tugas sesuai dengan kewenangannya masing-masing untuk dapat menanggulangi penyakit TBC di wilayah Tangerang dengan sistematis dan efektif.

Turis Australia Ngeluh Terjangkit DBD di Bali, Menkes Bilang Harusnya Bersyukur

Dalam penanganan TBC ini Bappeda melakukan Integrasi Program dan Penekanan Indikator penanganan TBC sehingga upaya penanganannya bisa lebih terukur jenis kegiatan dan penganggarannya.

Berbagai upaya-upaya nyata telah dilakukan oleh Pemkot Tangerang dalam penanganan TBC seperti pemenuhan fasilitas layanan pengobatan dan skrining TBC di 37 Puskesmas dan 34 RS, kemudian pembentukan 1000 kader TBC termasuk juga keterlibatan komunitas sekolah melalui gerakan RANSEL TBC.

Pemkot Tangerang melibatkan peran serta masyarakat untuk mendapatkan hasil yang optimal. Wali Kota Tangerang H. Arief R. Wismansyah bahkan didaulat menjadi pembicara dalam konferensi The 4th Indonesia Tuberculosis International Meeting (INA-TIME) 2022 yang digelar oleh Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Dalam kesempatan tersebut Arief berbagi pengalaman dalam penanganan TBC di Kota Tangerang Arief menyampaikan pentingnya kolaborasi sektoral seluruh pemangku kepentingan dalam penanganan TBC.

“Ini menjadi tantangan bagi kita semua untuk menyelesaikan permasalahan TBC," ujar Arief dikutip melalui keterangannya.

Namun, lanjut Arief dengan pola kerja sama dan keterlibatan semua pihak penanganan TBC bisa dilakukan.

“Semua pihak terlibat para kader, orang tua. Melalui program Ransel kita menjadikan anak-anak sekolah sebagai duta besar penanganan TBC di sekolah," kata dia.

Dihadapan ratusan peserta dari dalam dan luar negeri tersebut, Arief menegaskan komitmen besar Kota Tangerang untuk turut aktif dalam menyukseskan Target eliminasi TBC pada 2030 melalui Peraturan Presiden Nomor 67/2021 yang ditandatangani oleh Presiden Jokowi pada 2 Agustus 2021 silam.

“Kita sudah mengeluarkan aturan terkait penanganan TBC termasuk juga mengalokasikan anggaran untuk penanganan TBC," tutur Arief.

Ia menerangkan bahwa untuk penanganan TBC Pemkot Tangerang telah mengeluarkan Peraturan Walikota Nomor 67 tahun 2021, selain juga alokasi anggaran untuk kesehatan yang mencapai 60%.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya