Kesalahan Orangtua Saat Budayakan Baca Pada Anak

Ilustrasi anak baca buku
Sumber :
  • Pixabay/White77

VIVA.co.id – Semua orangtua pasti menginginkan anaknya tumbuh menjadi orang pintar. Membiasakan anak untuk rajin membaca adalah salah satu cara untuk mencapai keinginan tersebut.

Anggota DPR Siap Pasang Badan Jika ICC Nekat Tangkap Netanyahu

Ternyata ada kebiasan salah yang dilakukan orangtua dalam usaha membiasakan anak untuk rajin membaca. Apa saja?

Diutarakan oleh Sofie Dewayani, Co-Founder Litara Foundation, bahwa kesalahan pertama adalah orangtua berharap membaca memberikan kontribusi pada pencapaian akademis anak. Sehingga kegiatan membaca menjadi beban dan tidak menyenangkan bagi anak.

Ditahan Persib, Bali United Fokus Tatap Leg Kedua di Bandung

"Orangtua berharap membaca itu berkontribusi terhadap pencapaian anak secara akademis, mereka berharap anak bisa cepat membaca. Anak jadi terbebani," ujar Sofie kepada VIVA.co.id di Jakarta.

Kesalahan selanjutnya, saat membelikan buku bacaan. Tak jarang orangtua memikirkan sisi ekonomis buku ketimbang menyesuaikan buku apa yang disukai anak. Semakin banyak kata-kata dalam buku dianggap semakin bagus ketimbang buku yang didominasi gambar. Banyak yang menganggap buku dengan banyak gambar merugikan.

Maju Wali Kota Solo, Politisi Muda PDIP Terinspirasi Gibran Rakabuming Raka

"Padahal saat membaca anak tidak hanya dituntut menyelesaikan cerita, tetapi juga memperhatikan gambar agar lebih mengerti. Membeli buku dijadikan budaya untuk mengajari anak membaca. Itu kan tugasnya guru di sekolah," kata dia.

Sofie mengingatkan bahwa orangtua tidak perlu terbebani dengan peran pedagogik saat membiasakan budaya membaca pada anak.

"Sediakan buku agar mereka mencintai buku. Kalau anak yang senang buku biasanya dia pintar," ujarnya. (mus)


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya