Lincahnya Mobil Keluarga Indonesia

- VIVA.co.id/Purna Karyanto
Mobil-mobil seperti Suzuki Carry dan Daihatsu Hijet laris manis untuk dijadikan sebagai angkutan umum maupun kendaraan pribadi.
Suzuki Carry ST10 resmi diproduksi di Indonesia oleh PT Indomobil pada 1982. Lalu pada 1991, Suzuki kembali menghadirkan Carry Futura yang legendaris.
Meski desainnya tidak berhidung alias mesin berada di bawah jok depan, namun Carry Futura banyak dipilih sebagai mobil keluarga, karena biaya perawatannya yang cukup murah dan mampu menampung banyak penumpang.
Sementara itu, Toyota mulai mengubah fokus mobil Kijang dari kendaraan niaga menjadi kendaraan keluarga saat meluncurkan Kijang Super pada 1986.
Mobil ini mengusung beberapa teknologi yang kala itu terbilang canggih, seperti full pressed body yang dapat mengurangi 2-5 kilogram dempul. Bahkan pada 1992, Kijang Grand Extra hadir dengan bodi bebas dempul.
Di waktu yang tidak jauh berbeda, Isuzu juga meluncurkan mobil keluarga andalan mereka, Panther. Ciri khas mobil ini ada pada mesinnya yang memakai bahan bakar solar.
Panther sempat menjadi salah satu idola kala itu, karena konsumsi bahan bakarnya yang super irit. Dari acara Laga Pantura 1 dan 2 yang digelar, rata-rata konsumsi bahan bakar mobil ini mencapai 31-33 kilometer tiap liternya.
Setidaknya ada dua kunci sukses mobil merek Jepang di Indonesia. Yang pertama adalah dari sisi harga. Di awal 1960-an saja, ketika jip Willys buatan Amerika dijual dengan harga Rp350 ribu, Jepang menawarkan Toyota Land Cruiser dengan harga hanya Rp112 ribu.