Misi Bunuh Diri Lawan Rusia, 7 Ribu Lebih Tentara Ukraina Mati Sia-sia

VIVA Militer: Serangan artileri militer Rusia di Ukraina
Sumber :
  • sputniknews.com

VIVA – Strategi kontra-ofensif yang dilancarkan militer Ukraina untuk mendobrak posisi tentara Rusia di Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Zaporizhzhia, ternyata tak semudah membalik telapak tangan.

Pentagon Panas, Rusia Luncurkan Senjata Luar Angkasa di Jalur Satelit Amerika

Kementerian Pertahanan Rusia baru saja merilis data kerugian pasukan Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU), selama hampir tiga pekan melancarkan serangan di wilayah Artyomovsk (Bakhmut), Yuzhnodonetsk dan Zaporizhzhia.

Dilansir VIVA Militer dari Kantor Berita Rusia, TASS, data tersebut menyatakan jika setiap harinya hampir 500 tentara Ukraina tewas dalam pertempuran di tiga wilayah tersebut.

Kunjungi Makorem 162/WB, Panglima TNI Perintahkan Anak Buah Dampingi Petani

Jumlah tersebut terakumulasi sejak militer Ukraina menyerang daerah-daerah di Donetsk dan Zaporizhzhia, pada 4 Juni 2023 lalu.

VIVA Militer: Serangan artileri militer Rusia di Ukraina

Photo :
  • emerging-europe.com
Tentara Israel Makin Ganas, Separuh Kota Rafah Dicaplok

Kementerian Pertahanan Rusia juga mengungkap jika serangan balik militer Ukraina terpusat di wilayah Zaporizhzhia.

Sementara, pasukan yang dikirim ke tiga wilayah untuk melakukan serangan balik adalah unit khusus yang dilatih dan dipersenjatai oleh negara-negara Barat anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). 

Pasukan itu mendapat pelatihan spesialis dari Denmark, Inggris dan Spanyol, yang sejak awal invasi militer Rusia digelar kerap mengirim bantuan senjata ke Ukraina.

"Saat ini kami punya kesempatan untuk menanyai beberapa pasukan (Ukraina) ang ditangkap," ucap Popov dikutip VIVA Militer dari RIA Novosti.

VIVA Militer: Serangan artileri militer Rusia di Ukraina

Photo :
  • sputniknews.com

"Kami memahami bahwa mereka yang berperang melawan kami justru berasal dari unit Ukraina yang telah dikirim untuk pelatihan (standar NATO) di Inggris Raya, Spanyol dan Denmark," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya