Sejarah 20 Tahun Runtuh, Kamis Wage Jenderal TNI Prabowo Masuk Amerika

VIVA Militer: Letjen (purnawirawan) Prabowo
Sumber :
  • VIVA Militer/Istimewa

VIVA – Sejarah 20 tahun akhirnya runtuh, untuk pertama kalinya Letnan Jenderal (purnawirawan) Prabowo Subianto akan masuk ke Amerika Serikat. Bahkan, beliau akan datang sebagai tamu kehormatan yang diundang Kementerian Pertahanan Negeri Paman Sam.

Prabowo Bicara soal Demokrasi: Kritik Itu Harus dan Boleh, Namun yang Objektif

Dalam siaran resmi dari juru bicara Kementerian Pertahanan RI, Dahnil Anzar Simanjuntak, yang diterima VIVA Militer, Kamis 8 Oktober 2020, Komandan Jenderal Pasukan Khusus (Kopassus) ke-22 itu akan masuk ke Amerika pada Kamis Wage, 15 Oktober 2020. Beliau akan berada di Pentagon selama 4 hari.

Menurut Dahnil, Menteri Pertahanan RI itu datang ke Amerika untuk memenuhi undang langsung Pemerintah Amerika Serikat, melalui Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark Esper

Prabowo Bertekad Ringankan UKT di PTN: Kalau Bisa Sangat Minim atau Gratis

"Undangan ini untuk melanjutkan pembicaraan detail terkait kerjasama bilateral bidang pertahanan," kata Dahnil dalam keterangan tertulisnya.

Dahnil menuturkan, sesuai prinsip politik bebas aktif dan tidak terlibat aliansi militer dengan negara mana pun. Namun menjaga kedekatan yang sama dengan semua negara, Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto, selama ini aktif melakukan diplomasi pertahanan ke berbagai negara termasuk Amerika Serikat

Luhut Ngaku Siap Jadi Penasihat Prabowo, JK: Boleh Saja, Asal...

"Oleh sebab itu, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto akan memenuhi undangan resmi Pemerintah Amerika Serikat itu," ujarnya.

Perlu diketahui, sebelumnya pada tahun 2000, Amerika Serikat mengeluarkan larangan bagi Panglima Komandan Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) ke-26 untuk masuk negara mereka. Larangan itu diketahui Prabowo saat visanya ditolak ketika hendak menghadiri wisuda putranya di Boston.

Alasannya tidak jelas. Tapi Letjen Prabowo dituduh telah melakukan pelanggaran HAM dalam kerusuhan Mei 1998, saat terjadinya reformasi menggulingkan rezim Presiden Soeharto.

Baca: Sadis, 3.754 Tentara Azerbaijan Jadi Korban Keganasan Militer Armenia

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya