Asal Usul Zebra Cross dan Mengapa Warnanya Hitam-Putih

Pedestrian menyeberang di zebra cross.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Keberadaan zebra cross di jalan raya memudahkan pejalan kaki saat hendak melintas ke lokasi seberang. Biasanya, marka jalan tersebut berbentuk garis yang membujur dengan kombinasi warna hitam dan putih.

Polri Petakan Jalur Rawan Kecelakaan Saat Mudik, Terutama di TransJawa

Meski sudah umum dan banyak ditemukan di sejumlah titik, namun belum banyak yang tahu asal usul atau sejarah panjang zebra cross. Misalnya, mengapa harus dinamakan demikian? Lalu, apakah jika warnanya bukan hitam-putih, namanya akan berganti menjadi yang lain?

Sebenarnya, tak semua negara menyebutnya zebra cross. Sebab, di beberapa negara di kawasan Eropa lebih mengenalnya sebagai panda cross. Sebab, mamalia pemamah bambu itu juga memiliki warna bulu yang serupa dengan zebra.

Akibat Langgar Marka Jalan, Dua Pengendara Motor Adu Banteng

Peduli Hak Pejalan Kaki, Warga Lakukan Pengecatan Zebra Cross

Photo :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

Dilansir VIVA Otomotif dari laman Historic England, Kamis 25 November 2021, garis penyebrangan jalan baru tercipta pada 1951 silam. Kala itu, kota pertama yang menggunakannya adalah Slough, Berkshire, Inggris.

Nekat Lawan Arah, 2 Bus Trans di Semarang Halangi Laju Ambulans

Gagasan tersebut muncul dari pemerintah setempat yang melihat angka kecelakaan pejalan kaki terus meningkat setiap tahunnya. Sehingga, dibuatlah penanda yang memaksa kendaraan harus berhenti sejenak atau mengurangi kecepatan saat mau melintasinya.

Uniknya, sebelum berwarna hitam-putih, garis penyebrangan jalan sempat diberi warna biru dan kuning. Namun dalam beberapa kondisi, perpaduan warna tersebut tidak terlihat jelas, sehingga diganti dengan kombinasi warna yang lebih kontras.

Zebra cross di Kota Bandung.

Photo :
  • U-Report

Tapi seiring majunya zaman, saat ini Zebra Cross tak selalu mengadopsi tampilan lama. Di beberapa kota, garis penyebrangan jalan itu dibuat dengan visualisasi yang memikat mata, seperti bentuk tangga, ular, bebatuan, jembatan, serta guratan lain yang menonjolkan nuansa seni khas masa kini.

Bahkan, di sejumlah titik di DKI Jakarta, marka jalan tersebut telah disempurnakan menjadi pelican crossing dengan memanfaatkan lampu jalan sebagai kontrol pejalan kaki.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya