- Autoevolution
VIVAnews - Fitur turbocharger sudah mulai banyak dijumpai di mesin-mesin mobil keluaran baru. Dengan bermodalkan mesin berkapasitas kecil yang digabungkan dengan perangkat turbocharger, akselerasi mobil bisa lebih cepat tanpa mengorbankan pemakaian bahan bakar.
Dilansir dari situs Autoevolution, penggunaan alat yang berfungsi untuk menambah suplai udara dan bahan bakar ke dalam mesin ini justru menurunkan tingkat konsumsi bahan bakar serta kandungan gas buang yang berbahaya.
Turbocharger dan supercharger saat ini sudah masuk dalam usia matang, artinya perlu ada terobosan lain yang bisa digunakan untuk meningkatkan kemampuannya. Dan saat ini yang terlihat paling besar potensinya adalah yang dinamakan electric supercharger.
Konsepnya masih tetap sama, di satu sisi ada turbin yang berputar akibat digerakkan oleh tenaga tertentu, sementara di sisi lain juga ada turbin yang memampatkan campuran udara dan bahan bakar menuju ruang pembakaran.
Yang berbeda hanyalah sumber tenaganya saja. Bila supercharger menggunakan tenaga mesin untuk memutar turbin dan turbocharger memanfaatkan tekanan gas buang, maka e-supercharger menggunakan motor listrik. Dengan semakin banyaknya komponen mobil yang bisa menghasilkan listrik maka e-supercharger tidak akan kesulitan menemukan sumber listrik.
Efisiensi di putaran bawah
keunggulan e-supercharger mirip dengan supercharger biasa, yakni ideal digunakan saat putaran mesin di bawah 6.000 rpm. Hal ini dikarenakan teknologi motor listrik yang ada sekarang belum mampu berputar hingga di atas angka 10.000 rpm.
Namun e-supercharger punya kelebihan lain, alat ini dapat bekerja secara instan tanpa ada jeda dan putarannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan mesin. Artinya efisiensi bahan bakar dapat lebih ditingkatkan lagi. Yang dibutuhkan sekarang hanyalah menemukan cara agar motor listrik bisa berputar lebih cepat lagi. Mungkin masih butuh 3 hingga 5 tahun lagi baru teknologi ini bisa diterapkan di mobil yang biasa kita kendarai sehari-hari.
Baca juga:
