Mazda Tertarik Rakit Mobilnya di Indonesia

All-New Mazda CX-5.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Krisna Wicaksono

VIVA – Saat ini sudah banyak merek yang bersemangat melakukan produksi dan perakitan lokalnya di Indonesia. Bahkan merek-merek premium seperti BMW dan Mercedes-Benz, juga sudah melakukan perakitan lokal di Tanah Air.

Demi Jualan ke Australia, Mobil Mazda akan Dibuat di Indonesia?

Tujuan dari perakitan lokal sendiri, tentu agar harga jual mobil menjadi lebih terjangkau serta dapat memangkas waktu inden. Langkah ini pula yang sebenarnya membuat PT Eurokars Motor Indonesia (EMI), selaku agen pemegang merek Mazda di Indonesia kepincut untuk merakit lokal mobilnya di RI. Sebab sampai saat ini EMI masih melakukan impor Mazda secara utuh dari Jepang.

Roy Arman Arfandy, Presiden Direktur PT EMI mengatakan, pihaknya memang menginginkan perakitan Mazda di Indonesia. Tetapi semua masih dalam tahap pertimbangan, mengingat saat ini EMI masih terus fokus mengejar target volume penjualan.

Deretan Promo Mazda di Jakarta Auto Week 2022

"Saya rasa kalau ASEAN yang satu fokus ya, dari Mazda untuk tetap growth di ASEAN. Jadi mereka (principal) tetap fokus, dan karena ASEAN negara besar dan penduduk banyak, jadi mereka fokus dan punya rencana. Nanti kalau capai penjualan sudah 15 ribu setahun, ya mungkin bisa membangun perakitan di sini," ujarnya di Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis 1 Februari 2018.

Diakui penjualan Mazda saat ini terus bertumbuh. Sepanjang 2017 saja penjualan Mazda mencapai 4.000 unit. Di 2018, EMI menargetkan penjualan Mazda sampai 6.000 unit.

Mazda2 Generasi Baru Meluncur di Thailand dengan Fitur Berlimpah

Untuk model yang diandalkan, ada pada Mazda2 yang diperkirakan dapat berkontribusi 30 persen, CX-5 sekira 25 persen, dan sisanya 10-15 persen untuk tipe lainnya termasuk CX-9 dan CX-3.

"Jadi kalau sudah 15 ribuan baru memikirkan perakitan di sini. Untuk tahunnya belum tahu, yang jelas penjualan makin bagus semakin cepat (perakitan lokal). Kalau itu saya rasa enggak sampai 10 tahun lah. Karena kita liat untuk mempertimbangkan sambil menunggu kebijakan pemerintah," tuturnya.

Hingga kini memang banyak yang masih dipertimbangkan seputar kebijakan dalam membuat mobil, salah satunya ramah lingkungan seperti hybrid. Mereka memikirkan apakah benar-benar akan memproduksinya di Indonesia, atau sekadar merakitnya saja.

"Kita lagi nunggu, enggak terlalu buru-buru juga untuk perakitan di sini. Takutnya ada perubahan kebijakan, kan kita harus menyesuaikan. Ya bisa jadi kan (hybrid), karena kalau ngomong hybrid Mazda cukup bagus dalam pengembangannya. Jadi kita tunggu saja," sambungnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya