- ANTARA Foto/Hafidz Mubarak
VIVA – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjejakkan kaki di Stasiun Sudirman Baru Jakarta, pada Selasa 5 Desember 2017. Dia lantas naik kereta menuju Stasiun Bandara Soekarno Hatta. Ini adalah stasiun baru, khusus melayani kereta ke bandara yang berada di Provinsi Banten itu. Tiba di sana, sang menteri melanjutkan perjalanan dengan sky train ke Terminal 3 bandara internasional tersebut.
Budi bermaksud menghadiri acara diskusi BUMN Ekspos di Bandara Soekarno Hatta. Kepada awak media, dia menceritakan pengalamannya naik kereta bandara itu. "Tadi naik kereta bandara dan tidak ada masalah, semua berjalan baik-baik saja. Bahkan asyik, nanti kalian harus coba. Saya juga naik sky train ke sini," ujarnya.
Saat ini, PT Railink sebagai operator kereta bandara, tengah menguji coba kereta dengan trayek Stasiun Manggarai-Stasiun Bandara Soekarno Hatta itu. Rencananya, kereta menempuh rute Stasiun Manggarai, Stasiun Sudirman Baru, Stasiun Duri, Stasiun Batu Ceper, Stasiun Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Namun pada tahap awal ini keberangkatan kereta dimulai dari Stasiun Sudirman Baru. Waktu tempuh hingga ke bandara diperkirakan sekitar 40-50 menit.
Semula, kereta dijadwalkan beroperasi pada 1 Desember 2017. Tetapi jadwal itu mundur menjadi 1 Januari 2018. Molornya sepur bandara beroperasi lantaran masih ada pekerjaan pembersihan stasiun dan hal lainnya.
Di Stasiun Sudirman Baru misalnya, kontraktor sedang menyelesaikan manuver tempat parkir. Pembangunannya diharapkan dapat diselesaikan dalam waktu dekat. "Ini tinggal konstruksi manuver parkirnya saja," kata Direktur Utama PT Railink Heru Kuswanto di Stasiun Sudirman Baru, Selasa, 28 November 2017.
Tak hanya itu. Tarif kereta bandara pun belum diputuskan. Semula, Menteri Budi menyebutkan tarif pada tahap pengoperasian awal hingga 31 Desember 2017, yaitu Rp30 ribu, sedangkan mulai 1 Januari 2018 ditetapkan tarif Rp100 ribu.
Kisaran harga tersebut dinilai pantas untuk tarif kereta bandara. Sebab, biaya pengadaan kereta Bandara Soekarno Hatta (Soetta) tak menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melainkan dari swasta.
Pertimbangan lainnya, kereta bandara juga dilengkapi dengan sejumlah fasilitas penunjang yang dapat memanjakan para penumpang. Interior kereta misalnya, didesain seperti dalam pesawat. Penumpang dapat mengatur kemiringan kursi dan sandaran tangan.
Kereta dilengkapi dengan pendingin udara (full AC), pengisi daya telepon seluler (charging port), toilet terpisah antara pria dan wanita. Setiap kereta pun dilengkapi bagasi khusus untuk menempatkan barang bawaan, serta empat layar TV LED untuk hiburan dan informasi posisi kereta. Satu set terdiri dari enam kereta yang mampu mengangkut 272 penumpang.
Namun, rencana banderol Rp 100 ribu itu mendapat reaksi negatif sebagian masyarakat. Besaran angka tersebut dinilai terlalu mahal. Aspirasi itu pun akhirnya sampai ke Menteri Budi. Maka Kementerian Perhubungan pun berjanji akan mengkaji ulang tarif kereta bandara.
Selanjutnya...Tarif Ideal