Film Dokumenter Sulli Dirilis, Banyak Fakta Mencengangkan Terungkap

Sulli.
Sumber :
  • Soompi

KOREA SELATAN – Baru-baru ini dokumenter ‘Persona: Sulli’ resmi dirilis di Netflix. Film dokumenter ini menampilkan episode spesial serial antologi Persona dan wawancara mendalam tentang sosok mendiang Sulli yang dibuat pada tahun 2019 lalu.

Dugaan Penyebab Anggota Polresta Manado Tewas Bunuh Diri di Dalam Mobil Alphard

Dokumenter Sulli ramai menjadi perbincangan, mengingat kasus bunuh diri Sulli pada 14 Oktober 2019 lalu. Dalam wawancara tersebut, sang idol memberikan pemikirannya tentang industri hiburan Korea. Seperti apa? Yuk, scroll untuk tahu lebih lanjut.

Dalam film dokumenter tersebut, sutradara sempat bertanya apakah menurutnya idola juga merupakan karyawan dan apakah hak mereka harus dijamin. Untuk ini, Sulli menyetujuinya.

Gegara Syuting Ilegal, Dita Karang Hingga Hyoyeon SNSD Ditahan di Bali

“Ya. Saya berharap ada,” demikian jawaban Sulli dalam wawancara tersebut, dilansir Koreaboo, Rabu 15 November 2023. 

Wow! Ada Senjata HS Kaliber 9 Mm di Dalam Mobil Polisi yang Tewas di Mampang Jaksel

Sementara itu, ketika ditanya apakah para idol juga harus memiliki serikat pekerja, dia menjawab bahwa penting adanya serikat pekerja di kalangan selebritis.

“Seharusnya ada. Aku sangat marah,” ujarnya.

Persona:Sulli ini juga kembali membuat publik terenyuh. Terlebih dalam dokumenter ini, Sulli menitikkan air mata saat menceritakan tekanan yang dialaminya sebagai idol K-Pop.

Ya, semasa hidup, Sulli, yang merupakan mantan member girl group f(x) itu selalu mendapat komentar jahat dari K-netz. Bahkan dirinya sempat mengalami depresi berat lantaran komentar jahat yang selau diterimanya.

Sebelum meninggal dunia, Sulli juga sempat melakukan live Instagram. Dalam siaran langsungnya, dia menyebut dirinya bukanlah orang jahat. Sulli juga menjadi idol Korea pertama yang memohon kepada K-netz untuk tidak memberikan komentar buruk kepadanya. 

Sulli.

Photo :
  • Soompi

Secara terang-terangan, Sulli mengungkap pekerjaannya sebagai idol tidak lagi dianggap manusia, melainkan produk.

“Sepertinya semua orang tidak menganggap artis sebagai manusia. Saat memulai karierku sebagai artis, ada narasi yang paling sering aku dengar. Saat itu aku tidak sadar betapa anehnya hal itu. 'Kamu adalah sebuah produk dan kamu harus hadir menjadi yang terbaik, produk terbaik untuk banyak orang’,” kata dia dalam dokumenter tersebut.

Dia juga mengungkap perlakuan publik kepadanya seperti produk membuatnya harus bertindak sesuai keinginan, jika tidak pamornya akan menurun.

“Bahkan jika orang tidak terang-terangan mengatakan aku adalah produk, semua orang memperlakukanku sebagai sebuah produk. Aku harus bertindak sesuai keinginan mereka, dan aku harus takut kalau nilaiku sebagai produk menurun,” lanjutnya.

Sementara itu, ketika ditanya bagaimana dia bisa bertahan dari stres dan tekanan ini, Sulli berkata bahwa caranya dengan menyalahkan diri sendiri.

“Saya hanya menyalahkan diri sendiri. Satu-satunya hal yang bisa kukendalikan adalah saat aku menyakiti diriku sendiri. Saya menyalahkan diri sendiri dan merendahkan diri, dan menurut saya itulah kendali saya. Itu sebabnya itu sangat sulit,” ujarnya.

Aktris Korea Sulli

Photo :
  • instagram @jelly_jilli

Sulli kemudian menitikkan air mata dan mengutarakan bahwa betapa sulitnya dia hidup sebagai seorang idol.

“Saya tidak pernah berpikir seperti itu (bahwa sistemnya salah). Ketika saya mengatakan itu sulit, beban yang sangat besar di pundak saya. Saya tidak dapat memikirkan hal-hal seperti itu. Bukankah ada film berjudul 'The Matrix' di mana mereka mengatakan, 'Apakah Anda lebih suka meminum pil merah dan mempelajari kebenaran dan menjalani kehidupan yang sulit, atau hanya hidup tanpa mengetahui?' Saya sering berpikir bahwa jika saya hidup tanpa mengetahui, saya bisa menjalani hidup bahagia,” ujarnya.

Artikel ini tidak untuk menginspirasi dan diimbau Anda tak menirunya. Jika Anda merasakan gejala depresi, permasalahan psikologi yang berujung pemikiran untuk melakukan bunuh diri, segera konsultasikan ke pihak-pihak yang dapat membantu Anda seperti psikolog, psikiater atau klinik kesehatan mental. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya