Buku Cerita Ade Berisi Kisah Nyata, Nia Ramadhani: Gimmick Sama Sekali Gak Ada

Nia Ramadhani Bakrie, Novel Cerita Ade
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA Showbiz – Artis cantik yang kini merambah sebagai penulis, Nia Ramadhani telah menerbitkan buku pertamanya yang berjudul Cerita Ade. Buku ini bercerita tentang kisah kehidupannya yang penuh lika-liku.

Gandeng Sejumlah Kampus di Indonesia, Maxnovel Tumbuhkan Minat Baca Melalui Karya Fiksi

Kenapa memilih judul Cerita Ade bukan Cerita Nia Ramadhani? Menurutnya, cerita di dalam buku ini tidak hanya tentang dirinya saja melainkan ada orang-orang terdekat yang ia ceritakan di dalam buku itu. Nama-namanya pun semua disamarkan. Yuk, scroll untuk cerita selengkapnya.

“Karena aku itu di rumah, sama mama aku dan orang-orang terdekat aku yang lebih tua selalu dipanggilnya Ade. Karena aku punya kakak tiri ada empat, tapi aku yang paling kecil, jadi dipanggilnya Ade. Dari situ yang paling pas adalah Cerita Ade,” kata Nia Ramadhani saat berkunjung ke kantor VIVA di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur.

Hari Buku Sedunia, Starbucks Indonesia Serahkan 8.769 Buku untuk Anak-anak

“Tadinya mau pakai nama Nia, tapi kan di dalamnya banyak orang-orang kan ini semuanya cerita nyata, jadi banyak orang-orang yang ada di kehidupan aku. Tapi menurut aku akan lebih wise, kalau misalkan semua namanya disamarkan. Jadi, nama aku pun disamarkan,” imbuhnya.

Nia Ramadhani Bakrie, Novel Cerita Ade

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa
Kata Kritikus Seni Rupa soal Lukisan Artificial Intelligence Karya Denny JA

Buku Cerita Ade ini benar-benar kisah nyata tanpa gimmick. Hanya saja, kata Nia, masalah ada pada waktu saja. Selain itu, ceritanya semua asli. 

Gimmick-nya sama sekali nggak ada, cuma mungkin ada perbedaan adalah masa atau waktunya aja paling. Kayak misalkan bilangnya besok atau apa, padahal misalnya kan seminggu setelah itu, kayak gitu-gitu aja. Cuman ceritanya itu semua asli,” ungkapnya.

Cerita di dalam buku itu rupanya ditulis saat Nia menjalani masa rehabilitas. Saat itu, dia diminta oleh konselor untuk menuliskan cerita masa kecil hingga pada akhirnya ia menuliskan hal itu.

“Jadi sebenernya buku Cerita Ade ini adalah kumpulan dari tulisan harian saya pada saat saya lagi direhabilitasi. Jadinya waktu itu memang diminta sama konselor untuk coba tulisin deh dari masa kecil kamu sampai dengan hari kejadian, ditulis semua. Karena itu dalam proses mencari tahu pertanyaan ‘kenapa sih aku bisa sampai memilih jalan yang salah’," terangnya.

Ibu tiga anak itu merasa hidupnya baik-baik saja, begitupun pernikahannya. Namun setelah dirunut dan dipikirkan banyak yang menurutnya tidak baik. Seperti perasaan-perasaan yang ia pendam dan tidak bisa diceritakan. Nia mengaku tidak mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi dengan sehat.

Nia Ramadhani Bakrie, Novel Cerita Ade

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

“Jadi tulisan harian itu aku isinya adalah cerita aku masa kecil sampai dengan hari kejadian. Dan ternyata setelah diulur-ulur banyak banget yang nggak oke. Banyak banget perasaan-perasaan yang aku rasakan tapi aku skip, aku nggak mau menyampaikan karena takut orang ini tersinggung atau bingung cara ngomongnya kayak gimana. Ternyata aku tidak mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi secara sehat,” ujar istri Ardi Bakrie itu.

Ada tagline menarik dari buku Cerita Ade, yaitu “Ini bukan akhir segalanya, jauh lebih baik melanjutkan daripada mengeluhkan”. Ini adalah kata-kata yang Nia tuliskan dalam bukunya. Nia baru menyadari bahwa tidak ada gunanya mengeluhkan masalah. Ia bersyukur dengan support system yang ia dapatkan, ia cepat kembali bangkit.

“Setelah aku belajar semuanya dan mendapatkan titik terang, akhirnya tahu jawabannya kenapa aku bisa kayak gitu, aku merasa kayaknya nggak ada gunanya untuk kita lama-lama mengeluhkan masalah. Setiap orang juga punya masalah. Mengeluh nyalahin diri sendiri, sedih, itu pasti ada. Tapi buat apa berlama-lama di situ,” pungkasnya.

“Jadi kita harus emang tetap berdiri dan melangkah lagi. Dan Alhamdulillah aku senengnya dengan support system aku, dan juga dengan keberanian aku, aku tidak lama lah, aku bisa cepat berdiri dan juga melangkah lagi,” sambungnya.

Dari situ, tulisan-tulisan yang dibuat semasa rehabilitasi menjadi pemicu untuk dijadikan sebuah buku. Insiden ini, lanjutnya, berdampak besar untuk dirinya dan keluarga. Ia mengaku telah merasakan hikmahnya. 

“Pada saat akhir proses itu, pas ngelihat kumpulan-kumpulan ‘kok jadi sebuah cerita ya’. Aku ngerasa kejadian ini besar banget buat aku dan keluarga. Aku ngerasa kayaknya hikmahnya udah aku dapetin sendiri,” pungkasnya.

Nia Ramadhani Bakrie, Novel Cerita Ade

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Nia Ramadhani lebih jauh mengungkapkan, di dalam buku itu banyak ilmu-ilmu dari konselornya dan juga psikolog yang menanganinya. Di mana ada ilmu bagaimana cara berkomunikasi dengan sehat, juga cara regulasi emosi.

“Tapi aku bisa juga aku bagikan buat orang-orang. Karena di dalam tulisan harian itu juga banyak ilmu-ilmu dari konselor dan juga psikolog aku tentang gimana cara kita komunikasi dengan sehat, caranya kita regulasi emosi kita gimana. Jadi, ada screenshot-screenshot tulisan coretan-coretan aku, aku masukin juga di dalam buku gitu,” imbuhnya. 

Ia berharap bukunya bisa bermanfaat bagi orang lain dan bisa belajar dari kesalahan yang pernah ia lakukan, yang kemudian dituangkan di dalam buku Cerita Ade.

“Mungkin di situ juga temen-temen, Insya Allah yang aku harepin adalah mereka juga bisa belajar dari kesalahan-kesalahan aku. Tapi juga mereka bisa lihat apa yang biasa kalian lihat bisa oke-oke aja dan seperti apa belum tentu di balik kamera seperti itu. Memang image yang aku tampilkan adalah apa yang aku pilih bukan apa yang terjadi sebenarnya,” tandasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya