Alasan dr Tirta Mualaf, Tertampar Cerita Ayahnya Disebut Orang Tua Gagal

dr Tirta
Sumber :
  • YouTube Denny Sumargo

JAKARTA – Dokter Tirta akhirnya memutuskan menjadi seorang mualaf pada 2021 lalu setelah melewati proses panjang untuk mengenal agama Islam lebih dalam. dr.Tirta diketahui terlahir dari orang yang tua yang beda agama. Ayahnya merupakan keturunan Jawa dan beragama Islam, sementara ibunya keturunan Tionghoa yang merupakan non-muslim.

PKB Perkuat Politik Islam dalam Pemerintahan Prabowo-Gibran, Menurut Pengamat

Masa kecil dr. Tirta ternyata dilalui dengan cukup sulit sebab keluarganya kesulitan ekonomi. Kemudian saat beranjak dewasa, dr. Tirta mulai terbuka pikirannya karena melihat kondisi kedua orang tuanya.

dr Tirta di podcast Deddy Corbuzier

Photo :
  • Tangkapan layar YouTube
Mengenal Agama Sikh, Keyakinan yang Dianut Bunga Zainal dan Anak-anaknya

Lalu, dr. Tirta merasa tertampar soal keyakinan yang dianutnya ketika berusia 17 tahun. Ia mendapat cerita bahwa ketika seorang ayah yang beragama muslim memiliki anak beragama non-muslim, maka ayah tersebut bisa dianggap gagal menjadi orang tua.

"Kalau cowok muslim, gue ngga tahu ini benar ngga ya, punya istri non-muslim, ini tergantung anaknya. Kalau anaknya ini non Muslim, bokapnya dianggap gagal, bisa diadili di sana," ungkap dr. Tirta, mengutip YouTube Short @konklusion, Rabu 30 Agustus 2023.

Usai Memilih Mualaf, Davina Karamoy Belum Siap Kenakan Hijab

dr. Tirta saat itu tidak sengaja mendengar sang ayah curhat pada ibunya. Ayah dr. Tirta yang waktu itu sedang dalam perjalanan ibadah umroh, tiba-tiba dinasihati soal keyakinan anaknya. Ia disebut telah gagal menjadi orang tua karena tidak bisa membawa anaknya menjadi umat muslim.

“Bokap gue curhat ke nyokap waktu gue SMA, gue denger, bokap gue mau umroh, itu di pesawat, dia curhat sambil nangis. Dia dihujat satu pesawat bahwa, 'Kamu ngga usah umroh, kamu didik anak kamu aja gagal,” jelas dr.Tirta.

Seketika itu, dr. Tirta merasa kesal mendengar cerita sang ayah yang diremehkan oleh orang lain. Ia pun memendam perasaannya selama lima tahun hingga akhirnya mantap menjadi mualaf di usia 22.

“Wah gue panas kan, gue dengar, gue diam aja. Itu terpendam di umur 17, sampai akhirnya gue umur 22, oke gue muslim,” sambungnya. 

Akhirnya karena kejadian tersebut, dr. Tirta memutuskan untuk menjadi mualaf dan menjalani keyakinannya sampai saat ini. Meski begitu, ia mengaku tetap menghargai dan menghormati agama lainnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya