Kisruh Dugaan Penggelapan Saham, Tante Indra Priawan Sebut Ada Teror Hingga Korban Tewas

Nikita Willy dan Indra Priawan
Sumber :
  • Instagram @morden.co

JAKARTA – Polemik antara Mintarsih dengan suami Nikita Willy, Indra Priawan masih terus bergulir. Belum lama ini Mintarsih mendatangi Bareskrim Polri didampingi dengan kuasa hukumnya, Kamaruddin.

Nikita Willy Ungkap Sifat Asli Indra Priawan Sebelum Menikah

Kedatangan Mintarsih ke Bareskrim untuk melakukan klarifikasi atas kasus dugaan penggelapan saham antara dirinya dengan PT Blue BirdYuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

"Diundang untuk mengklarifikasi laporan kami  dimana bulan lalu ini sudah 1,5 bulan menunggu. Kami hari ini diundang untuk mengklarifikasi terhadap PT Blue Bird karena sudah sejak tahun 2021 maka kami harus melaporkan direktur dan komisaris dari PT Blue Bird karena ibu ini telah dirugikan," ungkap Kamaruddin melansir tayangan YouTube.

Alasan Nikita Willy Biarkan Baby Issa Makan Sambil Ngantuk

Kehadirannya di Bareskrim juga dilengkapi dengan sejumlah bukti-bukti baru untuk memperkuat laporan Mintarsih.

Biasanya Jadi Panutan, Nikita Willy Kali Ini Dikritik karena Biarkan Anak Makan Sambil Ngantuk

"Buktinya banyak, tapi intinya ibu ini mengundurkan diri sebagai pengurus tetapi dibikin mengundurkan diri dari semua. Ibu ini tidak pernah mengundurkan diri dari pemegang saham. Maka dari itu ibu ini sudah mensomasi pertama, kedua, ketiga makanya kami laporkan ke kepolisian agar terang masalahnya," ujar Kamaruddin lebih lanjut.

Sementara itu, Mintarsih juga mengungkap tentang adanya ancaman peneroran yang diterimanya. Tante Indra Priawan ini mengaku sempat menerima teror penculikan.

Indra Priawan Djokosoetono

Photo :
  • Instagram @indpriw

Hal ini yang membuatnya enggan untuk melapor ke pihak kepolisian. Padahal masalah ini sudah terjadi sejak tahun 2001 lalu.

"Mereka (polisi) mengatakan bahwa masalah pemegang saham yang satu lagi (kasus lain) yang sampai dipukul dan ada visum itu sudah heboh di kalangan kepolisian. Jadi itu memang sudah diketahui. Akhirnya saya menambahi, dari saya juga ada masalah penculikan," tutur Mintarsih.

Tak hanya itu saja, peneroran ini bahkan menyebabkan korban jiwa. Notulen rapat yang diminta datang sebagai saksi diteror hingga meninggal dunia.

"Penculikan itu sudah ada bukti-bukti bahwa penculik-penculik juga membuat pernyataan. Tapi kenapa saya tidak lapor? Karena pada saat saya lapor diminta notulen rapat datang. Begitu notulen rapat didatangkan, notulen rapat itu ditabrak, ditabrak mati," jelasnya.

Tak hanya itu saja, diungkapnya dirinya akhirnya baru melaporkan masalah ini ke pihak kepolisian lantaran menurutnya sudah terlalu berbahaya.

"Akhirnya saya jadi takut untuk lapor ke polisi. Jadi, saya lapor tidak lapor ke polisi bukan karena apa-apa karena kekejamannya saya anggap di mata saya terlalu parah. Saya otomatis tidak berani apa-apa, juga tidak berani lapor. Akhirnya mengetahui ada masalah ini setelah waktu yang cukup lama karena kejadian ini 2001," tegasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya