Logo DW

Presiden AS Donald Trump Berusaha Hentikan Penerbitan Buku John Bolton

picture-alliance/AP Photo/C. Owen
picture-alliance/AP Photo/C. Owen
Sumber :
  • dw

Sekalipun buku John Bolton baru akan terbit minggu depan, tetapi beberapa petikannya sudah muncul di media. John Bolton sendiri, mantan penasehat Donald Trump yang dipecat lewat Twitter, sudah memberikan wawancara kepada media untuk mempromosikan bukunya.

"Saya tidak berpikir dia cocok untuk jabatan itu. Saya tidak berpikir dia memiliki kompetensi untuk melaksanakan pekerjaan itu," kata John Bolton (foto artikel) kepada siaran ABC News. Dia juga menyebut Donald Trump "tidak punya pengetahuan dalam banyak hal”.

Pemerintah AS sekarang berusaha keras menghentikan penerbitannya lewat pengadilan, dengan alasan bahwa buku John Bolton mengandung "rahasia negara” yang bisa mengancam "keamanan nasional”.

Dalam bukunya yang berjudul "The Room Where it Happened – A White House Memoir", John Bolton antara lain mengatakan bahwa Presiden Trump dalam suatu pertemuan secara langsung meminta Presiden Cina, Xi Jinping, untuk membantunya memenangkan lagi pemilihan presiden di AS. Trump mengatakan kepada Xi pentingnya Cina membeli lebih banyak produk pertanian dari AS, untuk merebut simpati para petani AS dalam pemilu presiden mendatang.

Menlu AS: John Bolton "pengkhianat”

Menteri Luar Negeri Mike Pompeo hari Kamis malam (18/6) menyerang Bolton dalam sebuah pernyataan dan menyebutnya seorang "pengkhianat”.

"Sangat menyedihkan dan berbahaya bahwa peran publik terakhir John Bolton adalah pengkhianat yang merusak Amerika dengan melanggar kepercayaan sakralnya dengan rakyatnya," kata Mike Pompeo dalam sebuah pernyataan yang disebarkan dengan judul "Saya juga berada di ruangan itu”.