Logo DW

Egalitarianisme Islam dan Ketegangan Rasial Antara Muslim AS

Reuters/H. Nicholls
Reuters/H. Nicholls
Sumber :
  • dw

“Kami harus lebih giat berkecimpung dengan komunitas ini,” kata Saleem.

Dua sisi mata uang antara kaum migran dan warga kulit hitam

Melalui media sosial, warga muslim kulit hitam AS berusaha menyuarakan pengalaman mereka menyandang predikat minoritas ganda yang bergulat antara rasisme dan Islamofobia.

Pengalaman menjadi korban rasisme bisa sangat “melelahkan,” kata Hill. Dia berkisah pernah dipanggil “budak” dalam bahasa Arab di sebuah toko milik seorang muslim. Pada suatu waktu, dia ditanya apakah “benar-benar bisa membaca” al-Quran yang ingin dia beli. “Tidak ada yang merasa harus membuat pembelaan atas kemanusiaan atau keyakinan sendiri.”

Ubaydullah Evans, seorang peneliti tamu di lembaga pendidikan American Learning Institute for Muslims, mengaku mengalami tindak “rasisme antarindividu” dari sejumlah warga muslim. Namun begitu dia juga mengakui ragam muslim nonhitam lainnya yang “selalu berusaha membantu membangun komunitas” dan bekerjasama dengan warga Afrika Amerika.

Walid, sebagaimana muslim yang lain, meyakini Islam mengkampanyekan egalitarianisme.

Sejak beberapa tahun terakhir sejumlah organisasi berusaha membangun jembatan. Beberapa kini mengeluarkan imbauan resmi agar tidak lagi menggunakan kata “abd” atau budak kepada warga Afrika-Amerika.