- dr Pratama Yudha - VIVA
VIVA – Tua-tua keladi, makin tua makin jadi. Ungkapan ini seolah cocok ditujukan untuk pebulutangkis senior Indonesia, Sony Dwi Kuncoro.
Pemain tunggal putra asal Surabaya tersebut, masih terus menggali potensinya di panggung bulutangkis internasional dengan berlaga di Indonesia Masters 2019.
Meski usianya sudah tak muda lagi, namun Sony tetap punya tekad besar meraih sukses di ajang berhadiah total US$350 ribu itu.
Mengawali kiprah dari babak kualifikasi, peraih medali perunggu Olimpiade Athena 2004 tersebut mampu menembus babak utama usai mengalahkan pemain muda, Chico Aura Dwi Wardoyo dengan rubber game, 10-21, 21-6 dan 21-14.
Menanggapi hasil tersebut, Sony mengaku akan coba memberikan penampilan terbaiknya di turnamen ini dan berusaha fokus membenahi permainannya dari satu laga ke laga lainnya.
"Apa yang saya dapatkan saya syukuri. Jadi, setiap kejuaraan, meskipun prestasi saya tinggi, yah saya kan sudah pernah merasakan. Jadi, ya sekarang main saja, apalagi saya masih ada kontrak dan fokus latihan," ungkap Sony kepada para wartawan seusai laga Selasa 22 Januari 2019.
Saat ditanya soal kondisi staminanya di pertandingan tersebut, Sony enggan berkomentar banyak. "Saya kurang tahu juga, karena pertandingan tadi ketat juga. Pertandingan tadi rame. Adu strategi, adu fisik juga," ujar Sony.
Di babak utama, Sony yang pernah berlabel tunggal putra terbaik Pelatnas Cipayung itu akan menghadapi pemain muda Indonesia lainnya, Shesar Hiren Rhustavito, Rabu 23 Januari 2019.
"Saya sudah pernah ketemu Shesar. Kalah, menang, kalah, menang terus. Yang penting, saya siapkan istirahat yang cukup, rileks dulu. Shesar kan sekarang sudah masuk Pelatnas lagi, programnya lebih terkontrol. Saya nikmati saja pertandingan besok," jelas Sony. (asp)
