Warganet Gregetan Lihat Ibu-ibu yang Hendak Rekam Acara Grebeg Suro Tapi Gak Pencet Record

Warganet Gregetan Lihat Ibu-ibu yang Hendak Rekam Acara Grebeg Suro di Ponorogo
Sumber :
  • Tangkapan layar

Ponorogo – Viral di media sosial, sebuah video yang memperlihatkan seorang ibu-ibu yang hendak merekam sebuah acara. Diketahui ibu-ibu tersebut hendak merekam acara grebek suro di Ponorogo, namun diduga ibu-ibu itu lupa memencet tombol record.

Korban Google Maps, Daihatsu Sigra Terjebak di Gang Kecil hingga Susah Keluar

Warganet pun heran kepada si perekam video yang hanya merekam si ibu-ibu tersebut dan tidak memberitahukan bahwa videonya belum di record.

Karena viral, videonya menjadi perbincangan warganet. Juga, video itu ditambahkan dengan sound suara pria yang meneriaki ibu-ibu, sehingga sangat pas.

Sri Mulyani Buka Suara soal Harga Sepatu Rp 10 Juta Kena Pajak Rp 31 Juta

Warganet Gregetan Lihat Ibu-ibu yang Hendak Rekam Acara Grebeg Suro di Ponorogo

Photo :

Jangan lupa di record bu. Jangan lupa bu di record, jangan lupa dipencet,” suara backsound tersebut,” dikutip dari akun TikTok @756.281, Sabtu, 22 Juli 2023.

Sri Mulyani Buka Suara soal Warga Beli Sepatu Rp10 Juta, Kena Pajak Rp31 Juta

Video itu telah ditonton lebih dari 2 juta penonton dan mendapat beragam komentar kocak dari warganet.

Infonya sampe sekarang ibu ini masih nyari video ini digalerinya,” komentar netizen.
Cara ngerekam tapi ga Menuhin memori,” ujar yang lain.
Astagfirullah,” ungkap netizen.

Diketahui bahwa acara grebek suro itu digelar pada Selasa, 18 Juli 2023, atau tepatnya pada malam suro. Pada acara tersebut, ribuan orang menyaksikan kirab pusaka hingga berebut buceng purak setelah prosesi jamasan tiga pusaka Kabupaten Ponorogo.

Buceng tersebut terdiri dari beragam hasil olah pertanian termasuk buah-buahan. Buceng tersebut pun jadi rebutan warga sekitar yang hadir.

Apalagi, di ujung buceng terdapat ingkung ayam matang. Bahkan, ada yang sengaja membawa sarung untuk mewadahi kacang panjang, jagung, terong, dan bermacam buah hasil merebut isi buceng. 

Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko berharap, dengan acara kirab pusaka berikut jamasan ikut mendorong masyarakat untuk selalu mengingat jasa leluhur. Selain itu, muncul spirit menyambut 1 Muharram bersamaan datangnya tahun baru Hijriah.

Dikutip dari Pemerintah Kabupaten Ponorogo, tiga pusaka Kabupaten Ponorogo sempat menginap semalam di kompleks makam Batoro Katong sebelum dikirab. 

Tombak Kyai Tunggul Naga, Angkin Cinde Puspita, dan Payung Kyai Songsong Tunggul Wulung transit di paseban untuk dijamas sebelum dikembalikan ke Pringgitan, rumah dinas bupati Ponorogo.

Mengacu literasi sejarah, tiga pusaka itu memiliki histori berbeda. Payung Kyai Tunggul Wulung sepanjang 3 meter dan Tombak Kyai Tunggul Naga dengan panjang sekitar 2,75 meter dan bilah 30 centimeter berasal dari zaman Kerajaan Majapahit era Brawijaya V yang notabene ayah Batoro Katong.

Sedangkan Angkin Cinde Puspita itu adalah kain centing dengan panjang sekitar tiga meter milik Batoro Katong. Karena angkin itu pernah dikenakan pendiri Kabupaten Ponorogo, maka dijadikan pusaka dan dirawat hingga sekarang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya