Sebut Pernyataan dr Djaja 'Omongan Orang Pinggir Jalan' Wamenkumham Dirujak Warganet

Wamenkumham, Edward Omar Sharif Hiariej
Sumber :
  • VIVA / Robi Yanto

Jakarta – Wakil Menteri Hukum dan HAM (Wamenkumham) Edward Omar Sharif Hiariej membantah pernyataan Ahli forensik yang menguasai patologi dan toksikologi, dr. Djaja Surya Atmadja mengenai autopsi dan kadar sianida di tubuh Wayan Mirna Salihin.

Cek Fakta: Timnas Indonesia Dicoret AFC Gegara Suap Wasit

Laki-laki yang akrab disapa Eddy itu mengatakan bahwa pernyataan yang dilontarkan dr Djaja tidak valid. Sebab, kata dia, Djaja tidak melakukan pemeriksaan terhadap jasad Mirna dalam kasus ‘Kopi Sianida’ 2016 silam.

"Seorang ahli memberikan keterangan secara garis besar itu ada dua. Ada ahli ketika akan memberikan keterangan itu tidak melakukan apa-apa. Tetapi ada ahli ketika akan memberikan keterangan dia harus melakukan eksperimen, harus melakukan observasi, harus melakukan pemeriksaan," ungkap Prof Eddy di YouTube CURHAT BANG Denny Sumargo, seperti dilihat VIVA Senin, 16 Oktober 2023.

Cek Fakta: Alex Ferguson Komentari Kekalahan Timnas Indonesia dari Irak di Piala Asia U-23

"Tapi kan dr Djaja tidak melakukan autopsi. Kalau nilai pembuktian orang tidak melakukan autopsi, lalu dia bicara itu tidak beda dengan orang yang ngomong sembarangan di pinggir jalan," sambungnya.

Kematian Brigadir Ridhal Ali Janggal, Kapolda Sulut Terbangkan Tim Khusus ke Jakarta

Eddy juga mengatakan bahwa narasi dr Djaja yang mengatakan tidak ada autopsi terhadap jasad Mirna adalah hoaks tau berita bohong. "Bahwa (narasi) tidak ada autopsi itu hoaks. (Autopsi dilakukan sebagian) karena sudah ditemukan sianida itu di lambung. Kan diambil sampelnya yang 0,2 itu," kata dia

Eddy menegaskan, peran Djaja dalam kasus ini hanya sekedar melakukan pembalseman jenazah, sehingga apa yang disampaikan dalam beberapa kesempatan tidak bisa dianggap benar atau tidak valid.

Merespons pernyataan Eddy, warganet pun turut memberi tanggapan di kolom komentar. Tidak sedikit yang merasa pernyataan Eddy seolah menutupi sesuatu. Ada juga yang beranggapan Eddy terkesan merendahkan dr Djaja.

“Semakin nonton podcast, semakin kecewa karena yang menjelaskan teori-teori kimia nya malah orang yang bukan ahlinya. Giliran ahli yang menjelaskan malah dikatain ‘orang ngomong di pinggir jalan’,” komentar salah seorang warganet

“Sadis bener pernyataan prof edy yg menilai pernyataan dr.djaya tidak lebih dari org di pinggir jalan. Padahal jelas2 dia org yg juga pertama melihat mayat almarhum dikamar mayat, sbgai dokter tentu punya kapabilitas keilmuan dan pengalaman terhadap mayat dr.djaya juga ga memberikan keterangan yg sembarangan. Sebagai wamenkumham saya rasa tidak etis pernyataan seperti itu” ungkap warganet


Source : netflix

“Semakin mendengar penjelasan bapak ini, semakin yakin bahwa dia adalah pejuang pembenaran bukan kebenaran,” komentar warganet

“Dosa apa coba Indonesia punya Wamenkumham kayak gini,” tulis warganet

“bang deny, kalau ada kematian tidak wajar harus otopsi walaupun keluarga ga rela. Ngga ada otopsi, ga ada sebab mati, ga ada tersangka. Narsumnya bilang “ngga ada otopsi itu hoax”, lah, dr. Slamet aja bersaksi tidak mengotopsi. Akhirnya dr mayat mendiang cuma diambil sampel doang. Klo otopsi ada, narsum sebutin dong dokternya siapa melakukan otopsi?,” tulis warganet

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya