Logo BBC

Mengapa Gambia Yang Gugat Myanmar ke Mahkamah Internasional

Aung San Suu Kyi dengan keras menyanggah tuduhan bahwa negaranya telah melakukan genosida. - Reuters
Aung San Suu Kyi dengan keras menyanggah tuduhan bahwa negaranya telah melakukan genosida. - Reuters
Sumber :
  • bbc

Myanmar diadili di Mahkamah Internasional di Den Haag dan harus menjawab tuduhan bahwa militer di negara tersebut melakukan atau tidak genosida atau pembunuhan besar-besaranĀ terhadap warga minoritas Muslim Rohingya.

Pemimpin de facto Myanmar dan peraih Nobel Perdamaian, Aung San Suu Kyi, menjawab sendiri tuduhan tersebut dalam sidang hari Rabu (11/12).

Ia tidak menyinggung soal kesaksian yang dikutip dari para pengungsi Rohingya.

Tapi, ia menyanggah tuduhan bahwa negaranya melakukan genosida terhadap minoritas Muslim Rohingya, dengan argumen bahwa tak ada bukti niatĀ genosida di balik tindakan militer Myanmar.

Suu Kyi dan timnya harus terbang ke Den Haag -- dan menjadi pusat perhatian masyarakat internasional -- setelah Gambia, negara di Afrika, membawa kasus ini ke Mahkamah Internasional.

"Hari ini Republik Gambia meminta Anda untuk mendengar tangisan genosida dan tangisan permintaan tolong ini," kata Aboubacarr Tambadou yang juga Menteri Kehakiman Gambia, memulai argumennya dengan kata-kata penuh emosi di Mahkamah Internasional atau International Court of Justice (ICJ).

Tuduhan genosida terhadap pemerintahan Myanmar ini mendapat dukungan dari 57 anggota negara organisasi konferensi Islam (OKI) dan satu tim pengacara internasional, tetapi Tambadou inilah yang menjadi motor penggerak utama.

`Hukum bukan hanya untuk negara kaya`

Ribuan minoritas Rohingya dibunuh dan lebih dari 700.000 kabur ke negara tetangga Bangladesh dalam operasi militer tahun 2017 di negara berpenduduk mayoritas Buddha ini.


Abubacarr Tambadou mendesak adanya langkah segera untuk menolong etnis Rohingya. - Getty Images

Langkah tentara Myanmar dan pemimpin de facto mereka Aung San Suu Kyi banyak mendapat kritik. Beberapa bahkan mendesak komite Nobel untuk menarik kembali hadiah yang pernah diberikan kepada Suu Kyi.

Namun negara yang memimpin langkah hukum ini adalah Gambia, negara kecil di Afrika Barat yang terletak lebih dari 11.000 km dari Myanmar.

"Kenapa kita harus menunggu yang lain untuk mengambil tanggung jawab ini?" tanya Aboubacarr Tambadou.