Logo BBC

Ada Virus Corona Mahasiswa Indonesia di Wuhan Ingin Dievakuasi

Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Semarang memindai penumpang pesawat asal Singapura menggunakan alat deteksi suhu tubuh di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani, Semarang, Jumat (24/01). - ANTARA FOTO/Aji Styawan
Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Semarang memindai penumpang pesawat asal Singapura menggunakan alat deteksi suhu tubuh di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani, Semarang, Jumat (24/01). - ANTARA FOTO/Aji Styawan
Sumber :
  • bbc

Nur Musyafak juga bercerita, mula-mula mengetahui virus Corona pada awal Januari silam lewat pemberitaan di media lokal. Tapi kala itu, kondisinya tidak terlampau parah dan hanya beberapa saja yang dilarikan ke rumah sakit.

Itu mengapa teman-teman mahasiswa Indonesia `tidak terlalu menanggapi`. Begitu pula dari pihak KBRI tidak memberikan informasi atau peringatan apapun.

"Awal-awal (pemberitaan ada virus corona) tak ada kekahwatiran. Soalnya kita mikirnya ini virus biasa dan tidak akan bertahan lama," ujar Nur Musyafak.

"Dan waktu itu juga liburan musim dingin, jadi teman-teman sudah banyak yang pulang ke Indonesia atau traveling ke luar Wuhan, jadi tak terlalu mikirin ini," ungkapnya.

Dari pantauannya sejak seluruh transportasi di Wuhan diblokir, suasana di sana jadi sepi. Hanya ada satu atau dua orang yang berjalan di seputaran kota untuk membeli kebutuhan makanan.

"Tidak ramai lagi, karena transportasi ditutup, cuma mobil pribadi yang lewat soalnya masih ada supermarket yang buka."

"Sejauh ini juga tak ada pengetatan jam keluar, cuma kita diinstruksikan untuk jangan terlalu sering keluar."

"Kalaupun keluar kampus paling satu sampai dua jam saja, itupun pagi atau siang."