Rugi Akibat Lockdown, Ribuan Toko Ritel Fashion Zara Ditutup

Zara
Sumber :
  • Forbes

VIVA – Dampak pandemi COVID-19 yang melanda di berbagai negara di dunia berdampak signifikan terhadap sektor ekonomi termasuk di bidang ritel. Brand ritel pakaian kenamaan Zara, harus menutup hingga 1.200 toko mereka. 

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Inditex selaku perusahaan yang menaungi Zara mengambil keputusan menutup ribuan tokonya setelah mengumumkan kerugiaan di merek-merek lain, seperti Bershka, Pull&Bear, dan Massimo Duti pada quartal pertama. Dari pencatatannya, pihak perusahaan mengalami kerugian sebesar 409 juta euro pada kuartal pertama (Februari-April). Atau mengalami penurunan sebesar 3,3 miliar euro dari 5,9 miliar euro pada periode yang sama di tahun 2019 lalu. 

Berdasarkan laporan JP Morgan seperti dikutip dari laman Asiaone, kerugian triwulanan perusahaan termasuk ketentuan 308 juta euro untuk menutup hingga 1.200 toko pada tahun 2020 dan 2021. Inditex mengatakan pihaknya akan fokus pada toko-toko besar dan akan memperluas ruang lantai toko sekitar 2,5 persen per tahun pada 2020 hingga 2022. 

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Meski menutup hampir ribuan tokonya, pihak perusahaan akan beralih melakukan penjualan secara online. Mengingat penjualan online mereka meningkat tajam sebesar 95 persen selama lockdown di bulan April. 

Hal ini mendorong pihak perusahaan untuk menggelontorkan dana sebesar 2,7 miliar euro untuk meningkatkan teknologi sistem pembelian online dan mendorong penjualan online mereka. Sehingga perusahaan memprediksi seperempat penjualan secara online akan terjadi pada tahun 2022, dibandingkan dengan tahun ini sebesar 14 persen.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Bukan hanya Zara, ritel H&M hingga Gap yang merupakan anak perusahaan Inditex juga melaporkan penurunan pembelian offline yang tajam. Hal ini lantaran, banyak pembeli yang mulai beralih berbelanja secara online selama lockdown untuk menghentikan penyebaran virus corona.

"Secara mengesankan, terutama dalam lingkungan saat ini dan bukti dari model bisnis yang kuat persediaan sebenarnya turun 10 persen pada akhir kuartal," tulis JP Morgan. 

Baca juga: Vaksin COVID-19 Buatan Indonesia Diharapkan Dijual Bebas Awal 2021

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya