Logo ABC

Melihat Strategi Ekonomi Beberapa Negara yang Diserang Wabah Corona

Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) memperkirakan pemulihan ekonomi akibat pandemi COVID-19 membutuhkan waktu lama
Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) memperkirakan pemulihan ekonomi akibat pandemi COVID-19 membutuhkan waktu lama
Sumber :
  • abc

Bantuan sekali bayar dari Malaysia

TEASER MALAYSIA Rincian sejumlah paket ekonomi Malaysia:

  • Bantuan tunai yang hanya sekali diberikan dengan totalRM10 miliar, atau lebih dari Rp 38 triliun, lebih ditujukan kepada warga berpenghasilan rendah dan menengah
  • Bantuan untuk sektor korporasi sebesar RM50 miliar, atau lebih dari Rp190 triliun
  • Bantuan untuk usaha kecil dan menengah yang diberikan Bank Sentral Malaysia, sebenar RM4,5 miliar, atau lebih dari Rp 17 triliun
  • Bantuan senilai RM600 juta, atau lebih dari Rp 2 triliun untuk memberikan layanan internetgratis kepada semua pelanggan mulai 1April
  • Pemberian dana kepada Kementerian Kesehatan senilai RM500 juta, atau hampir Rp2 triliun danRM1 miliar, atau lebih dari Rp3 triliun untuk pembelian peralatan kesehatan

Jumat pekan lalu (27/03), Malaysia mengumumkan paket stimulus ekonomi untuk menanggapi dampak virus ekonomi, dengan nilai sebesar RM250 miliar, atau lebih dari Rp940 triliun.

Perdana Menteri Muhyiddin Yassin mengatakan paket stimulus ini berupa, diantaranya, tunjangan khusus bagi penyedia layanan kesehatan, bantuan tunai, skema kredit mikro bagi usaha kecil dan menengah.

PM Muhyiddin yang baru saja terpilih setelah Malaysia melewati krisis politik, berjanji jika bantuan stimulus akan "lebih komprehensif, berorientasi kepada warga".

"Terlepas jika anda seorang pengendara taksi, pengemudi Grab, petani, pemilik restoran, penjual nasi lemak, penjual pisang goreng... pemerintah akan berupaya yang terbaik untuk memastikan semuanya mendapat manfaat dari paket ini," ujarnya di televisi.

Usai pengumuman paket stimulus ekonomi, sejumlah pengamat di Malaysia meragukan kesiapan Malaysia dalam menghadapi dampak ekonomi setelah pandemi virus corona berakhir.

Seperti yang diungkapkan Fazil Irwan Som, Direktur Eksekutif International Strategy Institute.

People waring masks line up for cabs in Malaysia.
Komuter dari Malaysia dari Johor menuju Singapura beberapa jam sebelum Malaysia memberlakukan 'lockdown' karena wabah virus corona, 17 Maret 2020.

Reuters: Edgar Su

Dalam kolomnya yang dimuat oleh harian Malaysia,"TheStar", Fazil mengatakan bantuan stimulus, khususnya dalam bentuk tunai hanya untuk meringankan kesulitan yang dihadapi oleh kelompok berpenghasilan rendah selama periode pengawasan pergerakan rakyatnya.

"Tetapi penting untuk dicatat bahwa sebagian besar intervensi ini adalah pembayaran satu kali kepada orang-orang yang terkena dampak, sementara ekonomi kemungkinan besar akan lebih menderita dalam jangka waktu yang lama," tulis Fazil.

"Apakah pemerintah siap menghadapi konsekuensi nyata dari orang yang kehilangan pekerjaan?" ujarnya, dengan merujuk pada potensi meningkatnya pengangguran setelah pandemi usai.

Lembaga Malaysian Institute of Economic Research sudah memperkirakan 2,4 juta orang di Malaysia akan kehilangan pekerjaan dan lebih dari 60 persen diantaranya adalah pekerja yang tak memiliki keterampilan khusus.