Logo ABC

Layanan Wisata di Yogyakarta, Bali dan Lombok Menunggu New Normal

Salah satu sudut Gili Terawangan di Lombok di bulan Juni, sepi karena adanya pandemi COVID-19.
Salah satu sudut Gili Terawangan di Lombok di bulan Juni, sepi karena adanya pandemi COVID-19.
Sumber :
  • abc

Restoran sudah dibuka, tapi tamu hanya 10 persen  Lisa Pawestriningsih manajer di Restoran The House of Raminten di Yogyakarta. (Foto: Supplied)

Selain Bali, Yogyakarta adalah salah satu tujuan wisata utama di Indonesia, yang biasanya di bulan Juni - Juli, kota budaya ini akan dipenuhi dengan turis domestik karena bersamaan dengan masa libur sekolah.

Sampai hari ini tercatat 237 kasus COVID-19 dan 8 kematian di Yogyakarta.

Kehidupan di bulan Juni ini sudah mulai menggeliat lagi, salah satunya karena restoran yang dizinkan buka kembali dengan aturan jam buka baru.

Seperti restoran masakan Jawa "The House of Raminten", yang salah seorang manajernya adalah Lisa Pawestriningsih.

"Restoran kita sudah mulai dibuka lagi tanggal 1 Mei kemarin. Tetapi kondisi restoran jauh menurun dari sisi tamu yang datang," kata Lisa.

Sekarang, menurut Lisa, rata-rata yang datang hanya sekitar 20 orang, padahal kapasitas restoran tersebut bisa memuat 200 orang.

Karena itu, pihak restoran memberlakukan pengurangan karyawan dan pengurangan jam kerja.

"Kami hanya masuk 15 hari dalam sebulan. Dan gaji yang kami terima mungkin hanya cukup untuk beli bensin," kata Lisa lagi.

Lisa menambahkan sejak dibuka kembali restorannya harus mengikuti aturan yang berlaku, seperti jam beroperasi.

"Biasanya restoran kami buka 24 jam tapi kami beroperasi hanya sampai jam 22.00."