Logo ABC

Layanan Wisata di Yogyakarta, Bali dan Lombok Menunggu New Normal

Salah satu sudut Gili Terawangan di Lombok di bulan Juni, sepi karena adanya pandemi COVID-19.
Salah satu sudut Gili Terawangan di Lombok di bulan Juni, sepi karena adanya pandemi COVID-19.
Sumber :
  • abc

Karena itu beberapa diantara mereka terpaksa beralih kegiatan sambil menunggu kehidupan pulih kembali.

Made, yang meminta tidak disebut nama belakangnya, sudah belasan tahun menjadi sopir dan menyewakan mobilnya untuk turis.

"Saya sudah selama 3 bulan ini menjadi petani. Saya menanam pisang, dan sayuran yang cukuplah untuk kosumsi sendiri," katanya kepada ABC Indonesia.

"Order bawa tamu sudah tidak ada sama sekali selama tiga bulan ini," katanya.

Seorang pemilik biro perjalanan di Bali juga harus beralih ke usaha lain untuk sementara.

"Sekarang banting setir jualan oleh-oleh khas Bali seperti daster, baju bali, makanan khas seperti pia, pie susu," katanya.

"Sebelumnya usaha saya adalah menjual Transport Voucher, hotel Voucher, paket tur objek wisata dan kegiatan wisata di Bali."

Berdomisili di Bali tapi memiliki penginapan di Yogyakarta  Rita Utomo memiliki beberapa airbnb di Yogyakarta yang harus berhenti operasi di tengah pandemi COVID-19 saat ini. (Foto: Supplied)

Salah satu pengusaha di sektor pariwisata yang masih berusaha bertahan dalam keadaan sulit ini adalah Rita Utomo yang tinggal di Bali namun memiliki usaha penginapan di Yogyakarta.

Selain menyewakan propertinya melalui airbnb, yang baru dilakukannya selama 3 tahun terakhir, Rita juga memiliki bisnis menjual kunci elektronik untuk hotel-hotel di Indonesia.

"Bisnis airbnb saya tutup dari awal april sampai dengan akhir Mei kemarin. Bulan Juni ini sudah mulai saya buka lagi karena selain terima tamu harian juga ada tamu bulanan," kata Rita kepada ABC Indonesia.