Logo ABC

Layanan Wisata di Yogyakarta, Bali dan Lombok Menunggu New Normal

Salah satu sudut Gili Terawangan di Lombok di bulan Juni, sepi karena adanya pandemi COVID-19.
Salah satu sudut Gili Terawangan di Lombok di bulan Juni, sepi karena adanya pandemi COVID-19.
Sumber :
  • abc

"Ini karena batas akhir dari pemda hanya sampai jam 23.00 di mana restoran dan tempat hiburan harus tutup," kata Lisa lagi.

Restoran seperti House of Raminten juga harus memenuhi protokol kesehatan.

"Kita yang buka pun selalu ada pengawasan dari Satpol PP. Dari buka hingga sekarang kita sudah didatangi kira-kira 3 kali." kata Lisa.

Edukasi "new normal" di masyarakat  Suasana di Black Penny Sunset Bar di Gili Terawangan (Lombok) 14 Maret 2020 beberapa hari sebelum lockdown. (Foto: Supplied)


Kegiatan ekonomi secara sproradis sudah berlangsung di beberapa kawasan wisata termasuk di Bali seperti yang dikatakan oleh Made Gunarta, seorang pengusaha yang juga adalah Ketua "Bali Spirit Festival" yang pelaksanaannya terpaksa ditunda dari akhir Maret lalu.

"Ada beberapa usaha kami yang tetap buka selama ini seperti Kafe, Kebun Bistro dan Yoga shop walau dalam keadaan terbatas dan dengan prosedur sesuai dengan protokol penanganan COVID-19,"

"Namun belum ada pasokan wisatawan yang baru," kata Gunarta.

Menurut Made Gunarta, yang lebih penting sekarang ini bukanlah kapan semua kegiatan ekonomi akan dibuka lagi, melainkan kesiapan edukasi "new normal" di masyarakat.

"Keberadaan virus kan tidak mungkin dihilangkan..jadi yang penting bagaimana sekarang mendidik masyarakat untuk senantiasa berhati-hati dan menyadari bahwa virus itu ada," kata Made Gunarta.