Logo ABC

Kisah Warga Indonesia di Christmas Island, Pulau yang Bebas Corona

Karena pandemi, Safira yang sama sekali tidak pernah menjadi perawat bekerja di bidang tersebut untuk mendukung tim persiapan COVID di Christmas Island.
Karena pandemi, Safira yang sama sekali tidak pernah menjadi perawat bekerja di bidang tersebut untuk mendukung tim persiapan COVID di Christmas Island.
Sumber :
  • abc

"Saya pernah [tanpa sengaja] meninggalkan uang $1,000 ketika mau pergi liburan, dan ketika saya kembali, uangnya masih ada di dapur sana."

Mona mengaku jika ia tidak pernah mengunci pintu bila bepergian ke luar rumah lama ataupun sebentar.

Pandangan Mona ini juga dimiliki mayoritas warga di sana, bila melihat survei yang dilakukan pada 139 warga komunitas Christmas Island pada tahun Juni dan Agustus 2018.

Menurut survei tersebut, 43 persen warga menyukai Christmas Island karena alasan "peaceful, safe, freedom" atau damai, aman, dan bebas, diikuti 33 persen dengan alasan "multicultural".

Orang Indonesia di Christmas Island "bisa dihitung jari"
Christmas Island 1 Walau adalah bagian dari Australia, Christmas Island dihuni banyak penutur bahasa asing, seperti orang China dan Malaysia.

Supplied: Safira Aulia

Terbentang di Samudra Hindia, Christmas Island hanya berjarak 472 km atau 45 menit bila naik pesawat dari Jakarta.

Walau adalah bagian dari Australia, dari total populasi pulau tersebut, 38,5 persen penduduk lahir di Australia sementara 20 persen lahir di Malaysia.

Sementara itu, lebih dari setengah populasi Christmas Island berbicara dalam bahasa lain selain bahasa Inggris di rumah, dengan penutur Mandarin terbanyak sebanyak 17,2 persen.

Belum ada catatan resmi berapa populasi warga Indonesia di pulau itu, namun menurut Mona, jumlahnya "bisa dihitung jari".

Ibu rumah tangga ini mengatakan dapat berbaur dengan warga non-Indonesia di sana, seperti warga Malaysia, Filipina, dan lokal Australia.