Logo BBC

COVID-19: Belajar dari Vaksinasi Massal Flu Babi yang Gagal Tahun 1976

Getty Images via BBC Indonesia
Getty Images via BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

Jurnalis tabloid memberikan beberapa beberapa inci kolom untuk nuansa epidemiologis.

Apa yang seharusnya mereka cari adalah "ekses kematian" (excess mortality)- kematian yang tidak akan terjadi dalam kondisi sebaliknya - tetapi kisah yang muncul setiap hari adalah tentang serangan jantung yang tidak dapat dijelaskan, perawat yang putus asa, dan kegagalan politik yang mendapat lebih banyak perhatian publik.

Peristiwa tersebut dikenal di tim Imperato sebagai "krisis Oktober".

Penggunaan vaksin di hari-hari berikutnya anjlok karena kepercayaan publik memudar.

"Beberapa dari headline berita itu sangat buruk. Saya ingat, salah satunya adalah `angka kematian yang meningkat`, "kenangnya.

"Apa yang sebenarnya mereka lakukan adalah memantau pola kematian yang normal pada populasi lansia."

Menyalahkan vaksin, katanya, sama dengan menyimpulkan bahwa seorang pria yang terbunuh oleh dahan pohon yang tumbang karena ia menggunakan kaos kaki warna merah.

vaksin
Getty Images
Vaksinasi dimulai di seluruh negeri, tetapi keraguan atas manfaat vaksinasi segera muncul di media

Imperato menjadi frustrasi dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) selama periode ini, yang menurutnya seharusnya melangkah lebih cepat untuk meyakinkan orang dan menyajikan bukti.

"CDC tetap diam. Kami tidak senang dengan itu," kenangnya.

"Kami sangat marah dengan mereka."

Ia menggemakan spekulasi seputar CDC hari ini dan bertanya-tanya apakah mereka dibungkam karena alasan politik, tetapi hal ini belum pasti.

(Sencer, kepala CDC pada saat itu, mungkin dapat menjawabnya, sayangnya dia meninggal pada tahun 2011. Namun, pada tahun 2006, dia menulis bahwa CDC percaya departemen kesehatan masyarakat lokal dan negara bagian adalah pihak terbaik yang bisa berkomunikasi dengan media dan publik.)

Masalah saraf

Pada bulan-bulan berikutnya - masih tanpa wabah - masalah baru muncul. Kali ini, akibat dari efek samping yang nyata.

Jutaan vaksinasi berarti timbulnya lusinan kasus sindrom Guillain-Barre, gangguan langka yang terjadi saat sistem kekebalan tubuh menyerang saraf.

Ini menyebabkan seseorang merasa lemah dan kesemutan secara ekstrem, dan dalam beberapa kasus kondisinya bisa parah, menyebabkan komplikasi dan kelumpuhan.

Sindrom ini kurang dipahami pada tahun 1970-an.

Penelitian menemukan bahwa kemungkinan seseorang mengalami kondisi itu setelah vaksinasi sangat kecil, tetapi skala peluncuran vaksinasi tahun 1976 berarti segelintir orang pasti akan terpengaruh.

Seperti yang pernah ditunjukkan Sencer dalam sebuah wawancara dengan Organisasi Kesehatan Dunia, jika pandemi terjadi pada tahun 1976, maka kasus yang jarang terjadi ini akan menjadi "sesuatu yang tak signifikan" di tengah masalah yang jauh lebih dalam dan lebih luas.

Bukan rahasia lagi bahwa vaksin dapat memiliki efek samping, tetapi efek perlindungannya terhadap penyakit mematikan secara signifikan lebih besar daripada risikonya bagi sebagian besar orang.