Logo ABC

Banyak WNI di Australia Pilih Pulang ke RI sejak Pandemi COVID-19

Pramesti (kedua dari kiri) mengatakan cukup banyak di antara teman-temannya yang harus kembali ke Indonesia di tengah pandemi karena sudah waktunya.
Pramesti (kedua dari kiri) mengatakan cukup banyak di antara teman-temannya yang harus kembali ke Indonesia di tengah pandemi karena sudah waktunya.
Sumber :
  • abc

Memilih yang lebih mahal namun lebih cepat sampai

Muhammad Zulfikar Biruni, yang pulang ke Indonesia di hari yang sama dengan Pramesti mengaku mengirimkan barang-barangnya lewat jalur udara, meski harganya lebih mahal dari jalur laut.

"Harganya mengikuti tarif kargo maskapai. Kita tahu sendiri kan, saat ini hanya Garuda, misalnya, yang terbang dari Melbourne ke Indonesia," kata Zulfikar kepada Hellena Souisa dari ABC Indonesia.

"Memang agak mahal dibandingkan kargo laut, tapi lebih cepat sampai ... saya lihat "review" [ulasan]nya juga bagus, nggak ada kasus barang yang hilang atau nggak sampai di tujuan," tutur Zulfikar.

Zulfikar Meski harganya lebih mahal, Zulfikar memilih untuk mengirim barang dengan pesawat agar sampai lebih cepat di Indonesia. (Supplied)

Dengan mengeluarkan biaya sekitar AU$900 (Rp9,3 juta), Zulfikar mengirimkan 9 kardus dengan berat per kardus rata-rata 20 kilogram.

Biaya tambahan sebesar AU$30 (Rp300 ribu) ia keluarkan untuk mendapatkan surat keterangan dari KJRI Melbourne yang menurutnya sangat membantu kelancaran pengiriman barang dari Melbourne.

"Pada dasarnya [surat keterangan] itu untuk menguatkan pihak bea cukai bahwa saya adalah mahasiswa di Melbourne dan ini semua adalah barang-barang yang sudah dipakai, bukan barang jualan," tambahnya.