Listrik di Gaza Padam, Militer Israel Bersiap di Perbatasan

Serangan roket Israel di Gaza.
Sumber :
  • AP Photo/Hatem Moussa.

Palestina – Pasokan listrik utama di Jalur Gaza padam karena satu-satunya pembangkit listrik di sana kehabisan bahan bakar. Israel saat ini telah mengepung Gaza sebagai respons dari serangan yang terjadi pada Sabtu, 7 Oktober 2023 pekan lalu. 

Militer Israel telah memutus pasokan listrik, bahan bakar, makanan, kebutuhan warga sipil, dan air bersih. Dengan begitu, masyarakat Gaza bergantung dengan generator untuk memperoleh listrik jika mereka memiliki bahan bakar untuk menjalankannya. 

Melansir dari BBC, militer Israel telah mengerahkan ratusan ribu pasukannya di dekat perbatasan jalur Gaza untuk menjalankan misi. Jubir pasukan pertahanan Israel (IDF), Jonathan Conricus menyebut pihaknya telah membangun penghalang di sekitar Gaza. 

Masjid Al-Amin Muhammad Gaza, Palestina

Photo :
  • A News

Selain itu, IDF juga telah mengirimkan pasukan infanteri, tentara bersenjata, korps artileri, dengan tambahan 300.000 pasukan cadangan di dekat perbatasan Gaza. Mereka bersiap untuk menjalankan misi yang diperintahkan oleh pemerintah Israel. 

“Ini untuk memastikan Hamas pada akhir perang ini, tidak akan memiliki kemampuan militer apa pun yang dapat digunakan untuk mengancam atau membunuh warga sipil Israel,” kata Jonathan Conricus dalam kesempatan tersebut. 

Untuk diketahui, jumlah korban tewas di sisi Israel bertambah menjadi 1.200 jiwa dengan sebagian besar adalah warga sipil dan lebih dari 2.700 mengalami luka-luka. Sedangkan Kementerian Kesehatan Palestina menyebut 950 orang tewas sejak serangan Israel ke Gaza. 

Mirisnya, sebelum perang dideklarasikan oleh PM Benjamin Netanyahu, 80% orang di Gaza bergantung dengan bantuan kemanusiaan.  Badan PBB untuk pengungsi Palestina menyebut bahwa hampir setengah juta orang belum mendapatkan jatah makanan sejak hari Sabtu. 

TNI AL dan Angkatan Laut Singapura Gelar Latihan Memburu Ranjau Laut di Perairan Kepri

VIVA Militer: Tentara Israel

Photo :
  • timesofisrael.com

“Kami tidak punya air, tidak punya internet, tidak punya listrik. Ini sangat sulit dan kami tidak punya air, tidak punya internet, tidak punya listrik," kata warga Gaza, Kamal Mashharawi kepada BBC dari ruang bawah tanah yang menampung 45 orang.

Hussain Mekky, Komandan Hizbullah Tewas Dibom Jet Tempur Israel

Kamal menyebut bahwa banyak anak-anak terluka dan paru-paru sakit. Ia juga telah kehilangan beberapa anggota keluarga tapi tidak bisa menghubungi yang lain karena koneksi internet mati. Ia sempat keluar dari persembunyian, tapi ia merasa tidak aman karena banyak ledakan. 

"Saya pikir warga sipil tidak pantas meninggal - mereka harusnya tidak terlibat dalam konflik ini. Saya tidak bisa menyalahkan Hamas, saya tidak bisa menyalahkan Israel, tapi saya katakan bahwa kami, warga sipil, terkena dampaknya,” ungkapnya. 

5 Makanan Berserat Tinggi untuk Turunkan Berat Badan, Selain Sehat Bisa Langsing Alami
Mualaf Bernama Paris

Terpopuler: Belajar Jadi Pendeta Wanita Ini Malah Mualaf sampai Makanan Tertua di Dunia

Round-up dari kanal Lifestyle pada Rabu, 15 Mei 2024. Salah satunya tentang wanita yang belajar Teologi justru tertarik dengan Islam dan mantap untuk jadi mualaf.

img_title
VIVA.co.id
16 Mei 2024