3 Alasan Amerika Serikat Mati-matian Jadi Sekutu dan Bantu Israel, Ada Tujuan Terselubung

Barack Obama dan Benjamin Netanyahu
Sumber :
  • ABC NEWS

Jakarta – Serangan Israel terhadap Jalur Gaza sejak Sabtu, 7 Oktober 2023 telah menimbulkan perhatian publik internasional. Bukan hanya Israel, publik juga turut menyoroti Amerika Serikat yang merupakan sekutu setia Israel. Amerika diketahui telah menyokong kebutuhan Israel. 

Bahkan sejak tahun 2016, AS melalui mantan Presiden Obama telah menandatangani perjanjian untuk memberikan bantuan militer kepada Israel sebesar US$38 miliar atau setara Rp546 triliun sepanjang 2017-2028. Bantuan itu diserahkan secara bertahap setiap tahun. 

Pada 2020, AS telah menggelontorkan uang sebesar US$3,8 miliar atau Rp55 triliun dan hampir semua bantuan yang disalurkan adalah bantuan militer. Kini, saat masa pemerintahan Joe Biden, ia mengusulkan bantuan dana ke Israel sebesar US$14 miliar atau Rp222 triliun. 

Dana tersebut dimaksudkan oleh Joe Biden untuk Israel menyediakan senjata perang seperti rudal hingga kendaraan lapis baja. Lantas, publik pun penasaran mengenai alasan AS mati-matian memberikan dana bantuan militer untuk Israel. Berikut di antaranya, dilansir dari laman Business Insider, Senin, 6 November 2023.

1. Alat Kepentingan di Timur Tengah

Barack Obama dan Benjamin Netanyahu

Photo :
  • ABC NEWS

AS melihat bahwa Israel adalah negara yang bisa membantunya untuk menguasai minyak di Timur Tengah. AS menilai Timur Tengah sebagai wilayah potensial karena memiliki minyak bumi. Pada awalnya AS menghadirkan perusahaan SOCAL, cikal bakal raksasa minyak ARAMCO. 

Namun, perusahaan tersebut tidak cukup kuat menjaga posisi strategis AS di Timur Tengah. Akhirnya ia membutuhkan negara yang sejalan dengan mereka. AS menjatuhkan pilihan ‘negara kesayangan’ pada Israel karena dinilai bisa menjadi alat berguna untuk membendung Soviet

Selain itu, kemampuan intelijen dan pengetahuan Israel tentang Timur Tengah yang tak tertandingi juga menjadi faktor eratnya hubungan AS-Israel. Hal ini senada dengan apa yang dikatakan oleh pengamat Timur Tengah, Michael Koplow dengan mengatakan bahwa wawasan Israel mengenai Timur Tengah sangat menguntungkan AS dalam berbagai cara. 

"Itu menguntungkan AS dalam berbagai cara," kata Michael Koplow.

2. Kesamaan Ideologi

Barack Obama dan Benjamin Netanyahu

Photo :
  • NPR

AS dan Israel sepakat mengenai hal mendasar yang dianut negaranya, yaitu sama-sama menganut demokrasi liberal. Israel sendiri menjadi satu-satunya negara di Timur Tengah yang menganut demokrasi paling liberal. 

"Israel adalah satu-satunya negara demokrasi liberal di Timur Tengah," kata Koplow.

Karena kesamaan ideologi tersebut, AS juga menjadikan Israel sebagai alat untuk melawan pengaruh komunis di Timur Tengah. Hal tersebut karena kedekatan Soviet yang sangat mesra dengan Timur Tengah. 

Laporan Intelijen AS: Israel Hanya Tumbangkan 35 Persen Anggota Hamas Selama Perang

3. Nilai-Nilai Bersama

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu

Photo :
  • Abir Sultan/Pool Photo via AP
Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia Menggemparkan Amerika Serikat

Pada 2020 lalu, Pew Research Center mempublikasikan riset “U.S. Jews connections with and attitudes toward Israel". Melalui riset koneksi emosional antara AS dan Israel, diketahui bahwa 6 dari 10 orang Yahudi merasa mereka memiliki ikatan secara emosional. 

Selain itu, dijelaskan bahwa 54 persen orang Yahudi-Amerika menilai bahwa dukungan kepada Israel adalah keputusan tepat. Besarnya dukungan itu dibarengi dengan fakta bahwa mereka adalah konstituen utama dalam politik AS. 

Netanyahu Tidak Bisa Berkunjung ke 124 Negara Jika ICC Rilis Surat Penangkapan
VIVA Militer: Presiden Amerika Serikat, Joe Biden

Biden Kecewa Irlandia, Spanyol, dan Norwegia Akui Negara Palestina secara Sepihak

Presiden AS Joe Biden bicara setelah Irlandia, Spanyol, dan Norwegia mengakui negara Palestina. Dia meyakinkan bahwa negara Palestina harus dicapai melalui negosiasi.

img_title
VIVA.co.id
23 Mei 2024