Digunakan Pertama Kali, Mengapa Eksekusi Mati Menggunakan Gas Nitrogen Banyak Ditentang?

Ilustrasi tempat tidur untuk eksekusi mati
Sumber :
  • CBS News

VIVA Dunia – Amerika Serikat di bawah negara bagian Alabama mengeksekusi mati seorang terpidana pembunuh dengan gas nitrogen pada hari Kamis waktu AS,

Pemberontak Burkina Faso Eksekusi Mati 170 Orang, Termasuk Wanita dan Anak-anak

Ini adalah metode menghukum mati yang dilakukan pertama, yang menempatkan AS di garis depan perdebatan mengenai hukuman mati. Negara mengatakan metode ini manusiawi, namun para kritikus menyebutnya sebagia cara yang kejam dan eksperimental.

Para pejabat mengatakan Kenneth Eugene Smith (58) dinyatakan meninggal pada pukul 20:25 waktu AS di penjara Alabama setelah menghirup gas nitrogen murni melalui masker wajah yang menyebabkannya kekurangan oksigen, melansir CBS News, Jumat, 26 Januari 2024.

7 Pria Dieksekusi oleh Arab Saudi Gegara Tuduhan 2 Hal Mengerikan

Ilustrasi tempat tidur hukuman mati

Photo :
  • AP News

Ini menandai pertama kalinya metode eksekusi baru digunakan di Amerika Serikat sejak suntikan mematikan, yang kini menjadi metode paling umum digunakan, diperkenalkan pada tahun 1982.

Taliban Kembali Eksekusi Mati Terpidana di Publik, Kali Ini di Stadion dan Disaksikan Ribuan Warga

Hipoksia nitrogen adalah proses di mana gas nitrogen murni, atau gas nitrogen pada konsentrasi yang cukup tinggi yang mematikan, terhirup hingga menyebabkan sesak napas. Ini adalah alternatif yang relatif baru dibandingkan bentuk hukuman mati yang lebih umum, seperti suntikan mematikan dan sengatan listrik, yang merupakan dua metode yang paling umum digunakan di AS, menurut Pusat Informasi Hukuman Mati negara itu.

Organisasi nirlaba tersebut mencatat bahwa "gas mematikan" diizinkan secara luas sebagai metode eksekusi di tujuh negara bagian, termasuk Alabama, Mississippi dan Oklahoma, meskipun hanya tiga negara bagian tersebut yang menetapkan penggunaan nitrogen untuk tujuan ini, dan hanya Alabama yang telah mengeluarkan peraturan formal untuk protokol eksekusi hipoksia nitrogen.

Eksekusi mati metode ini dianggap PBB sebagai sebuah metode disamakan dengan “penyiksaan kejam.”

Ravina Shamdasani, juru bicara kantor hak asasi manusia PBB di Jenewa, memperingatkan bahwa metode tersebut bisa "sama dengan penyiksaan atau perlakuan atau hukuman lain yang kejam, tidak manusiawi atau merendahkan martabat manusia, berdasarkan hukum hak asasi manusia internasional.”

Mengapa banyak yang menentang?

Menghirup nitrogen melalui masker secara teori dapat menyebabkan seseorang kehilangan kesadaran sebelum kekurangan oksigen menyebabkan kematian. Hipoksia nitrogen akan terjadi ketika gas dengan konsentrasi tinggi terhirup, menggantikan oksigen dalam tubuh dan menyebabkan kematian. Proses tersebut pada dasarnya menonaktifkan sistem pernafasan, kata Dr. Jonathan Groner, seorang profesor bedah di The Ohio State University College of Medicine.

Beberapa pejabat mengatakan bahwa seseorang kemungkinan akan kehilangan kesadaran segera setelah prosedur ini dilakukan, sehingga lebih manusiawi dibandingkan metode eksekusi lainnya. Namun, para dokter mengatakan bahwa mereka tidak dapat menentukan dengan tepat apakah atau kapan seseorang akan kehilangan kesadaran ketika terkena gas nitrogen konsentrasi tinggi.

Bulan ini, para pakar PBB menyuarakan kekhawatiran bahwa eksekusi Smith dapat dianggap sebagai penyiksaan, dengan mengatakan dalam siaran persnya, “Kami khawatir bahwa hipoksia nitrogen akan mengakibatkan kematian yang menyakitkan dan memalukan.”

Meskipun dokter tidak dapat mengatakan secara pasti, sebelum eksekusi, apa yang akan terjadi pada Smith, kemungkinan tersebut membuat banyak orang khawatir.

Ilustrasi tempat tidur untuk eksekusi mati

Photo :
  • CBS News

Jika masker tidak dipasang dengan cukup ketat, oksigen bisa bocor sehingga memperpanjang angka kematian, kata para ahli.“Ketika kami memberikan masker wajah non-pernafasan 100% pada pasien kami, mereka tidak pernah mendapatkan 100%, karena ada kebocoran,” kata Groner sebelum eksekusi Smith.

“Saya merasa cukup yakin bahwa dia tidak akan hanya menarik napas dalam-dalam dan langsung tidur. Saya pikir itu tidak mungkin.”

Dokter mengatakan kekurangan oksigen dapat menyebabkan kejang, yang biasa terjadi pada pasien yang mengalami hipoksia. Ada juga kemungkinan bahwa orang yang dieksekusi dengan metode ini dapat muntah di dalam masker, yang dapat menyebabkan tersedak atau sesak napas jika terhirup ke dalam paru-paru.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya