- VIVA.co.id/Natania Longdong
Washington – Pemerintah Amerika Serikat (AS), melalui Menteri Luar Negeri, Antony Blinken, mengucapkan selamat Lebaran Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah, pada seluruh umat Muslim.
"Menjelang akhir bulan suci Ramadan, saya ingin mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri kepada komunitas Muslim di mana pun anda berada, dan turut serta dalam harapan akan terwujudnya dunia yang lebih aman dan damai," kata Blinken dalam keterangan tertulisnya pada Rabu, 10 April 2024.
Potret Warga Gaza (Doc: Marocco World News)
- VIVA.co.id/Natania Longdong
Blinken juga menyinggung konflik di Gaza, di mana masyarakat Palestina harus merayakan Idul Fitri di tengah pemboman yang tiada henti dari Israel.
Tidak hanya Gaza, dia juga menyoroti umat Muslim di beberapa negara yang tidak mendapat kebebasan dan tertindas.
"Saat keluarga dan komunitas berkumpul, kami memahami bahwa mereka melakukannya di tengah kondisi banyak komunitas Muslim di seluruh dunia sedang mengalami penderitaan. Pikiran kami tertuju pada penderitaan warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat, warga sipil di Suriah, perempuan yang menderita di bawah Pemerintahan Taliban di Afghanistan, warga Uighur di Republik Rakyat Cina, warga Rohingya di Burma dan Bangladesh, dan banyak lagi lainnya," ucapnya.
Menurut Blinken, sudah terlalu banyak orang yang harus kehilangan kerabat yang dicintai selama setahun terakhir, dan masih banyak lagi yang mengkhawatirkan keselamatan dan keamanan keluarga mereka saat ini.
"Saya berharap Idul Fitri tahun ini bisa menandai momen menuju masa depan yang lebih penuh harapan, kebebasan, dan damai,” harapnya.
Dalam kalimat penutupnya, dia menekankan bahwa Amerika Serikat berkomitmen untuk membela hak asasi manusia (HAM) di seluruh dunia, memberikan bantuan kemanusiaan bagi mereka yang sangat membutuhkan, dan berupaya mewujudkan perdamaian, martabat, serta keselamatan yang langgeng bagi semua komunitas.
Bisakah ICC Tangkap Netanyahu? Ini Faktanya
Media Israel dan internasional dihebohkan dengan berita tentang Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) yang berpotensi mengeluarkan surat penangkapan PM Israel Netanyahu
