Sumber :
- VIVAnews/Denny Armandhanu
VIVAnews -
Duta Besar China untuk Indonesia, Liu Jianchao, mengatakan tindakan peretasan adalah hal ilegal di Negeri Tirai Bambu. Itu sebabnya saat mengetahui adanya penyadapan oleh Amerika Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) terhadap China, negeri Tiongkok langsung menuntut penjelasan.
Informasi penyadapan ini dibongkar oleh Edward Snowden. Dalam bocoran tersebut, dikatakan bahwa NSA telah menyadap data internet Universitas Tsinghua di China.
"Kami mengetahui informasi itu dan tengah meminta penjelasan kepada Pemerintah AS soal masalah penyadapan tersebut. Bagi kami, aksi peretasan dan penyadapan merupakan tindakan yang ditentang dan berlawanan dengan tindakan hukum," ujar Liu saat ditemui
VIVAnews
di kediamannya di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa malam.
Namun Liu tidak menjelaskan klarifikasi macam apa yang telah diberikan Pemerintah AS terkait isu tersebut. Saat ditanyakan apakah China memiliki program pengawasan serupa seperti PRISM yang dibesut NSA, Liu menafikannya.
Namun dia tidak membantah bahwa Pemerintah China memang memberlakukan pengawasan terhadap konten di dunia maya. Menurut dia itu perlu dilakukan karena banyak muatan yang tidak sehat di internet.
"Hukum yang berlaku di China tidak mengizinkan adanya konten-konten tertentu seperti pornografi atau muatan lainnya yang dianggap membahayakan stabilitas sosial masyarakat. Karena begitu banyak rumor dan isu yang tidak bertanggung jawab dan menyebar di dunia maya," ujar Liu.
Pemerintah China disebut Liu siap menjalin kerjasama dengan komunitas internasional termasuk AS untuk melawan aksi peretasan. "Kami akan terus berdialog dengan negara lain dalam menegakkan norma dunia internasional dan mencegah kegiatan peretasan," kata Liu. (eh)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Pemerintah China disebut Liu siap menjalin kerjasama dengan komunitas internasional termasuk AS untuk melawan aksi peretasan. "Kami akan terus berdialog dengan negara lain dalam menegakkan norma dunia internasional dan mencegah kegiatan peretasan," kata Liu. (eh)