Ketua DPRD Usulkan ASN Pemprov DKI WFH Dua Bulan Imbas Polusi Udara Jakarta

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Prasetyo Edi Marsudi.
Sumber :
  • VIVA/Riyan Rizky

Jakarta – Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi mengusulkan agar aparatur sipil negara (ASN) di Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI untuk bekerja dari rumah atau work from home (WFH). Usulan ini disampaikan buntut polusi udara yang semakin parah di Jakarta.

Langit Yunani Tiba-tiba Berubah Jadi Oranye, Ini Penyebabnya

Menurut Prasetyo, WFH ini diusulkan berlangsung selama dua bulan mulai dari 21 Agustus sampai dengan 21 Oktober 2023.

"Mungkin saya sebagai pimpinan DPRD mulai tanggal 21 nanti saya buat suatu kebijakan untuk di kantor, karyawan, sekwan dan mengimbau Pak Gubernur dan jajarannya memberikan WFH 50 persen untuk ASN Pemprov DKI Jakarta mulai tanggal 21 Agustus sampai 21 Oktober. Ini langkah kita," ujar Prasetyo di Gedung DPRD DKI, Rabu, 16 Agustus 2023.

Tak Lolos Jadi Wakil Rakyat, Ini Tanggapan Adelia Pasha

Prasetyo melanjutkan, usulan WFH ini juga akan disampaikan dalam rapat bersama dengan Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta. Menurutnya, jika tidak ada pergerakan maka polusi udara di Jakarta akan semakin parah. 

Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi

Photo :
  • DPRD DKI Jakarta
Baru 79 Persen Pemudik yang Kembali Menyebrang dari Sumatera ke Jawa

"Nanti saya akan rapat dengan Pak Sekda, kebijakan ini akan saya realisasikan ke teman-teman dewan. Karena makin banyak pergerakan asap tebal, tambah lagi daerah-daerah lain yang punya pabrik kena kita, karena anginnya sekarang ke Jakarta," ujarnya. 

Kendaraan Bermotor Sumbang Polusi  

Sebelumnya diberitakan, polusi udara di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) kembali buruk. Berdasarkan data Indeks Kualitas Udara (AQI) Air, indeks kualitas polusi udara di Jakarta bahkan masuk kategori tidak sehat.

Menanggapi itu, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Dirjen PPKL-KLHK), Sigit Reliantoro mengatakan salah satu penyebab kualitas udara buruk karena saat ini sedang memasuki musim kemarau.

Sigit menyebutkan, dari segi siklus sejak Juni, Juli dan Agustus merupakan periode terjadinya peningkatan pencemaran udara. 

"Kalau dari segi siklus memang bulan Juni, Juli, Agustus itu selalu terjadi peningkatan pencemaran di Jakarta karena dipengaruhi oleh udara dari timur yang kering," ujar Sigit dalam konferensi pers, Jumat, 11 Agustus 2023.

Sementara kalau dari segi bahan bakar, kendaraan bermotor atau sektor transportasi jadi penyumbang utama polusi udara di Jakarta dari segi bahan bakar. Disusul oleh industri, energi manufaktur hingga perumahan.

"Kalau dilihat dari sektor-sektornya, maka transportasi itu 44 persen, industri 31 persen, energi manufaktur 10 persen, perumahan 14 persen dan komersial 1 persen," ujarnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya