UMP Naik, Pengusaha Jakarta Beralih ke Tenaga Mesin

Sofjan Wanandi, Ketua Umum APINDO
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews -
Setelah Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta naik hingga Rp2,2 juta, perusahaan beralih dari
labour intensive
(padat karya) menjadi
capital intensive
(padat modal).


Erick Thohir Minta Doa Rakyat untuk Kemenangan Timnas Indonesia atas Uzbekistan
"Kami menggunakan mesin. Kami tidak lagi menggunakan tenaga kerja
outsourcing
Nobar Timnas Indonesia U-23 di Alun-Alun Klaten, Penonton Dilarang Bawa Miras
," kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sofjan Wanandi, Jumat 10 Mei 2013.

BNI Cetak Laba Bersih Rp 5,33 Triliun pada Kuartal I-2024

Dengan adanya pengalihan tenaga manusia ke tenaga mesin itu, kata Sofjan, maka banyak karyawan yang di rumahkan alias PHK. Di Jakarta, misalnya, ada puluhan ribu pekerja yang dirumahkan dari pekerjaannya.


"Ada 65 ribu orang yang sudah di-PHK (pemutusan hubungan kerja) dan menjadi pengangguran. Data ini kami dapat dari BPS (Badan Pusat Statistik)," kata dia.


Kenaikan UMP yang cukup besar dirasa sangat memberatkan para pengusaha, terutama para pengusaha kecil dan menengah. Sehingga banyak pengusaha yang mengambil langkah mem-PHK karyawannya. Sebab, jika kenaikan UMP itu tidak diatasi segera, dikhawatirkan mereka akan bangkrut.


"Perusahaan yang besar mungkin bisa bayar dan perusahaan kecil mungkin akan bangkrut. Ada 10 ribu UKM yang kami bina dan 90 persen mereka akan gulung tikar apabila hal ini terus terjadi," kata dia.


Sebelumnya, Sofjan Wanandi mengatakan ada 90 perusahaan --yang memiliki sekitar 2.000 karyawan-- yang sudah memastikan merelokasi pabrik mereka dari Jakarta dan sekitarnya ke Jawa Timur dan Jawa Tengah akibat kenaikan UMP ini.


Menanggapi rencana hengkangnya 90 perusahaan itu, Gubernur Joko Widodo mengatakan sikap itu merupakan hal yang wajar.


"Saya sudah berbicara kepada mereka. Namun, kalau mereka memang tetap mau merelokasi usahanya kami tidak bisa apa-apa lagi," kata Jokowi saat ditemui di acara Gerakan Kewirausahaan Nasional di Jakarta, Senin 18 Maret 2013. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya