Logo BBC

Ketika Sampah Plastik Kresek Diubah Jadi Bahan Pembuatan Aspal

Kantong plastik atau sering disebut plastik kresek banyak digunakan masyarakat Indonesia. Namun, setelah digunakan, plastik tersebut kerap dibuang di sungai atau dibakar yang mencemari lingkungan. - Antara/MUHAMMAD ADIMAJA
Kantong plastik atau sering disebut plastik kresek banyak digunakan masyarakat Indonesia. Namun, setelah digunakan, plastik tersebut kerap dibuang di sungai atau dibakar yang mencemari lingkungan. - Antara/MUHAMMAD ADIMAJA
Sumber :
  • bbc

Kepala Bidang Marga Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Kawasan Pemukiman (PUPKP) Kulonprogo, Nurcahyo Budi Wibowo, menyatakan, pengaspalan jalan yang menggunakan bahan campuran plastik, berada di ruas Sentolo, Dekso, Klangon.

Budi menyebutkan pengerjaannya masuk kategori jalan provinsi dan langsung dipegang Satker Jalan Nasional di bawah Kementerian PUPR. Anggarannya, lanjut Budi, sekitar Rp60 miliar untuk jalan sepanjang 26 kilometer.

Berdayakan bank sampah

Selain melibatkan para pelajar, Kabupaten Kulonprogo juga memberdayakan bank sampah untuk mewujudkan proyek mengubah plastik kresek menjadi bahan pembuatan aspal.

Kabupaten Kulonprogo memiliki 94 bank sampah. Tapi cuma 37 saja yang aktif. Sisanya, menurut Arif, tidak aktif atau sudah mati. Proyek aspal berbahan campuran sampah plastik kresek, adalah kesempatan untuk kembali mengaktifkan dan memberdayakan bank sampah.

Bank Sampah, kata Arif, harus menerima setoran plastik kresek dari pihak sekolah. Bank sampah kemudian harus menyediakan tabungan untuk anak-anak sekolah yang menyetorkan sampah.

Arif Prastowo membayangkan, seandainya 70.000 siswa di Kulonprogo datang ke sekolah dengan membawa sampah, pemerintah Kulonprogo sudah bisa menyelesaikan persoalan sampah hampir separuh jumlah Kepala Keluarga di Kulonprogo yang mencapai 120.000 KK.

"Kita bayangkan ini jadi gerakan cukup massal melalui sekolahan," katanya.

Secara finansial, ada keuntungan yang didapatkan siswa meskipun cuma Rp500 setiap 1 kg plastik. Tapi, menurut Arif, jumlah itu akan menjadi lebih banyak dan dalam satu tahun sekolah bisa mendapatkan banyak tabungan.

"Selama ini masyarakat pada umumnya belum paham, ada pengetahuan tapi belum memadai. Perangkatnya memang kurang menyentuh ke sana. Tapi dengan adanya program ini (aspal), harapannya masyarakat bisa paham," tuturnya.

Mencacah plastik