Ketakutan Napi Terorisme Setelah Menolak Baiat ISIS
- bbc
Petugas Lapas Batu memperingatkan kami secara khusus sebelum kami memasuki ruang pertemuan Rois dengan korban pengeboman.
"Kalau terjadi sesuatu hal yang di luar dugaan, Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak langsung ke pinggir semua, ke tembok, kiri dan kanan. Nanti kita amankan. Langsung menjauh dari Rois."
Rois, terpidana mati pelaku pengeboman Kedutaan Besar Australia Jakarta pada 2004 di penjara Batu, Nusakambangan. - BBC
Para petugas lapas risiko tinggi yang mengenakan penutup wajah kemudian mengantarkan dan mendampingi kami bertemu dengan Rois. Di lapas risiko tinggi ini, napi ditempatkan masing-masing satu sel dan terpisah satu sama lain.
Di salah satu ruangan dalam lapas pada pertengahan Oktober 2019, Rois duduk di kursi roda. Ia mengalami stroke beberapa hari sebelumnya.
"Mata kanan saya tak bisa melihat, ini terjadi saat penyidikan," ceritanya kepada korban pengeboman kedutaan besar Australia, Iwan Setiawan, saat ia menyampaikan bantahan mengenai keterlibatannya dalam pengeboman itu.
Rois di persidangan di Pengadilan Jakarta Selatan pada 2005. - Getty Images
Cerita yang kemudian dibantah oleh Hassan, yang mengatakan mereka memiliki peran yang sama sebagai petugas pengantar bahan peledak atas perintah Noordin M Top dan Azahari, dua pentolan Jemaah Islamiyah asal Malaysia.
Pengeboman itu menewaskan sembilan orang dan melukai sekitar 160 orang lainnya.
Tapi ketika ditanyakan mengapa ia tidak mau menandatangani surat kesetiaan kepada NKRI - syarat untuk dipertimbangkan pindah ke lapas yang lebih rendah pengawasannya - Rois mengelak dan mengatakan ingin mempelajarinya terlebih dahulu.