Logo BBC

Larangan Pembangunan Makam Adat Sunda Wiwitan Berlanjut Kontroversi

Satuan Polisi (Satpol PP) menyegel bangunan yang bakal menjadi pemakaman tokoh Sunda Wiwitan, yakni Pangeran Djatikusumah dan istrinya Ratu Emalia Wigarningsih, pada Senin (20/07) lalu.-DOKUMENTASI AKUR SUNDA WIWITAN
Satuan Polisi (Satpol PP) menyegel bangunan yang bakal menjadi pemakaman tokoh Sunda Wiwitan, yakni Pangeran Djatikusumah dan istrinya Ratu Emalia Wigarningsih, pada Senin (20/07) lalu.-DOKUMENTASI AKUR SUNDA WIWITAN
Sumber :
  • bbc

"Ini harus menjadi sorotan yang dipantau oleh pemerintah. Intoleransi bukan masalah yang harus dilokalisir, karena ini adalah masalah yang mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Nilai historis dan tradisi budaya

Djuwita mengatakan pembangunan makam tersebut tak lepas dari nilai historis bahwa lokasi pemakaman dibangun di Curug Goong, merupakan petilasan Pangeran Madrais, yang disebut sebagai pencetus kepercayaan Sunda Wiwitan.

Dia menuturkan pada 1936, ketika Gunung Ciremai sedang erupsi Pangeran Madrais bersama dengan 200 pengikutnya yang mendaki gunung itu "berhasil meredakan" erupsi.

"Dan setelah meredakan Ciremai itu, beliau tinggal di Curug Goong sampai akhir hayatnya pada 1939. Jadi tanah itu punya ikatan histori dengan kami," katanya.

Dia menambahkan, pembangunan makam dengan bentuk batu satangtung oleh masyarakat lokal, bertujuan untuk "meneruskan apa yang sudah menjadi tradisi leluhur".

"Bentuk menhir, dolmen dan lingga yoni itu bukan suatu yang baru dalam peradaban nusantara. Itu sudah ada dari zaman dulu," kata dia.

"Ketika orang-orang melihat batu satangtung sebagai sesuatu yang aneh dan menjadi polemik itu berarti masyarakat atau pemerintah kurang menggali budaya," kata dia.