Pakar Saraf Ungkap Kaitan Isolasi Mandiri dan Bermunajat

Source : Republika
Source : Republika
Sumber :
  • republika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menjalani isolasi dalam keadaan sakit seperti terdampak virus corona jenis baru 2019 (Covid-19) dapat diisi dengan tindakan positif. Salah satunya adalah dengan bertafakur, merenung, mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Aktivitas perenungan di saat waktu luang dalam bilik isolasi justru dapat membawa pergerakan saraf dalam otak semakin baik. Untuk mengetahui manfaat serta hikmah seperti apa yang terjadi ketika perenungan dilakukan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah, Republika.co.id mewawancarai Behavioral Neuroscientist Universitas Sam Ratulangi Manado, Taufiq Pasiak, melalui sambungan telepon. Berikut petikan perbincangannya sebagaimana dikutip dari Harian Republika:  

Mengapa banyak orang yang diisolasi justru lebih mendekatkan diri kepada Allah?

Begini, manusia itu kan makhluk perenung, makhluk yang bertafakur. Hanya saja selama ini perhatian kita beralih ke hal-hal yang lain, sehingga kita kerap lupa diri.

Nah, begitu seseorang menjalani masa isolasi, maka ia memiliki banyak waktu. Di sinilah kemudian manusia mengalihkan perhatiannya pada proses berpikir yang dalam. Kemampuan mengelola waktu ini kan sejatinya sesuatu yang sangat unik bagi manusia, karena hanya manusia saja makhluk yang mengenal konsep waktu, binatang nggak punya (konsep waktu).

Bagi binatang misalnya, tidak ada konsep bagaimana masa depan dan sebagainya. Sedangkan manusia kan punya.

Maka karena mengenal konsep waktu ini, ketika waktunya ada berlebih, akhirnya terjadilah perenungan yang dalam. Ketika pandemi terjadi, ini kan ada ketidakpastian, manusia menjadi gamang umumnya. Maka kombinasi antara waktu yang banyak dan ketidakmampuan prediksi masa depan yang gamang ini kemudian mengarahkan seseorang dalam isolasi untuk berpikir dalam. Pemikiran itu sampai pada proses pendekatan diri kepada Allah dan bahkan menyapa alamnya. Nggak heran kan kenapa di masa pandemi banyak orang yang tiba-tiba berkebun?