Presiden Jokowi Anugerahkan 6 Tokoh Jadi Pahlawan Nasional

Presiden Jokowi
Sumber :
  • Twitter @jokowi

VIVA – Presiden Jokowi menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada enam tokoh yang dianggap berjasa bagi bangsa dan negara semasa hidupnya. Upacara penyematan gelar itu digelar di Istana Negara Jakarta, hari ini, dengan menerapkan protokol kesehatan.

Enam tokoh tersebut, yaitu Sultan Baabulah, Machmud Singgirei Rumagesan, Jenderal Pol (Purn) Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo, Arnold Mononutu. Kemudian, Sutan Mohammad (SM) Amin Nasution, dan Raden Mattaher Bin Pangeran Kusin Bin Adi.

Pembacaan tanda gelar pahlawan nasional berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 117/TK tahun 2020 yang ditetapkan pada 6 November 2020. Pemberian gelar itu diwakili oleh waris ataupun keluarga.

Kata Jokowi soal 38 Negara Dukung Keanggotaan Indonesia di OECD

Baca juga: China Belum Akui Kemenangan Joe Biden dalam Pilpres AS

Sekadar diketahui, Sultan Baabulah adalah Kesultanan Ternate di Maluku Utara yang banyak dikenal dengan jasanya berhasil mengusir Portugis dari wilayahnya di tahun 1575. Baabulah juga dikenal karena keberhasilannya membawa Kesultanan Ternate kepada puncak kejayaan di abad ke-16.

Tokoh lain adalah Machmud Singgerei Rumagesan. Tokoh perjuangan asal Papua Barat itu berperan ketika wilayahnya dijajah kolonial Belanda. Perjuangan Rumagesan berawal dari ketidaksenangan terhadap pemerintah Belanda yang sewenang-wenang terhadap buruh di tanah kelahirannya.

Detik-detik Pria Nekat Hampiri Presiden Jokowi, Mengadu Nasib Usai Gaji 6 Tahun Ditahan Negara

Semasa hidup, Rumagesan pernah merasakan dinginnya malam di balik jeruji besi di Saparua, Sorong-Doom, Manokwari, Hollandia atau yang sekarang dikenal dengan Jayapura serta Makassar. Di balik jeruji besi dia gencar menyebarkan semangat nasionalisme, dan pernah disebut juga Raja dari wilayah Sekar atau dikenal kini Kabupaten Fakfak.

Terdapat pula, Jenderal Raden Said Soekanto, tokoh dari DKI Jakarta yang jadi Kepala Kepolisian Republik Indonesia semasa pemerintahan Presiden Soekarno. Begitu juga dengan Arnold Mononutu adalah tokoh pergerakan dari Sulawesi Utara dan pernah menjabat Menteri Penerangan RI di masa pemerintahan awal Republik Indonesia.

Adapun pula Sutan Mohammad Amin Nasution tercatat sebagai Gubernur Sumatera Utara periode 1948-1949 dan periode 1953-1956, kemudian menjabat sebagai Gubernur Riau periode 1958-1960. SM Nasution begitu lekat arkonim panggilannya ada tokoh pergerakan Sumpah Pemuda dan aktif dalam organisasi Jong Sumatranen Bond (JSB), yang merupakan perkumpulan untuk mempererat hubungan di antara murid-murid yang berasal dari Sumatera.

Sedangkan, Raden Mattaher dikenal seorang panglima perang Jambi yang terkenal dan ditakuti Belanda pada masa itu. Dalam banyak cerita sejarah, Raden Mattaher menguasai perang gerilya dan pertempuran maritim.

Viral Pria di Konawe Hampiri Jokowi, Teriak Gaji 6 Bulan Ditahan Negara saat Diamankan Paspampres

Semua peperangan di sepanjang Sungai Batanghari membuat Belanda takluk tak berdaya. Dikenal juga, sosok dengan segudang taktik gerilya, Raden Mattaher, mampu menggempur serdadu Belanda.

Oleh prajurit dan masyarakatnya kala itu, ia mendapat gelar 'Singo Kumpeh' yang bisa diartikan keberanian dia laiknya singa ketika maju dalam pertempuran. (ren)

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana.

Jokowi Tunjuk Juri Ardiantoro dan Grace Natalie jadi Stafsus Presiden

Presiden Joko Widodo memberikan penugasan kepada Juri Ardiantoro dan Grace Natalie sebagai menjad Staf Khusus. Penugasan itu mulai berlaku pada hari ini Rabu 15 Mei 2024.

img_title
VIVA.co.id
15 Mei 2024