CVR Diduga Tak Utuh, Giliran KM Baruna Jaya Sisir Lokasi Sriwijaya Air

Kapal riset Baruna Jaya milik BPPT
Sumber :
  • Dokumen BPPT

VIVA – Tim SAR gabungan optimistis menemukan satu bagian dari black box yaitu Cockpit Voice Recorder (CVR) Sriwijaya Air. Kini, Kapal Baruna Jaya IV milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sudah merapat di Last Know Position atau LKP dan menyisir di puing-puing pesawat.

5 Fakta Jatuhnya Pesawat Smart Aviation di Nunukan Kalimantan Utara

Kabasarnas Marsdya TNI Bagus Puruhito mengatakan, kapal BPPT terus beroperasi hingga kini melakukan pencarian satu bagian lagi dari black box dilengkapi berbagai peralatan bawah laut yang canggih. 

Salah satu alat dari KM Baruna Jaya tersebut adalah Ultra Short Base Line (USBL) transponder yang mampu mendeteksi sinyal CVR hingga radius 5.000 meter. 

Tersisa Ekor Pesawat SAM Air Tersangkut di Pohon, Black Box Masih Misteri

Bagus menjelaskan, diperkirakan kondisi CVR yang sedang dicari sudah tidak utuh lagi, sama halnya dengan kondisi Flight Data Recorder (FDR) dan kondisi Underwater Acoustic Beacon (UAB) yang berhasil ditemukan sebelumnya yang sudah rusak berat. Sesuai rencana operasi, kapal Baruna Jaya IV beroperasi di sektor tak jauh dari penemuan FDR.
 
"Semoga, dengan tambahan kekuatan kapal dari BPPT ini dapat mempercepat proses penemuan objek pencarian, baik material pesawat, dan bagian tubuh korban,” ujar Bagus saat memberikan keterangan terkini di JICT 2 Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara, Rabu 13 Januari 2021.

Sementara itu, perkembangan operasi SAR hingga siang hari ini, berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Bagus mengatakan cuaca kurang begitu memungkinkan untuk melakukan pencarian bagi para kapal armada dengan kelengkapan standar.

KNKT Ungkap 6 Penyebab Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182

“Kondisi area pencarian berawan, hujan, angin cukup kencang, dan gelombang cukup tinggi hingga mencapai 2,5 meter, beberapa armada yang kita miliki dengan berat hari terpaksa putar balik ke Posko JICT untuk sementara,” ujarnya.

Dalam perkembangan pencarian selama empat hari belakangan ini, Basarnas telah mengumpulkan sebanyak 139 potongan tubuh manusia yang dimasukkan dalam 139 kantong jenazah, diduga milik para penumpang pesawat.

Selain itu, black box pesawat sudah berhasil ditemukan oleh TNI AL dan diserahkan. Hingga kini pencarian akan terus dilanjutkan petugas gabungan hingga semua korban tewas berhasil teridentifikasi.

Diinformasikan sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu 9 Januari 2021 sekitar pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu.

Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.

Pesawat take off dari Bandara Soekarno-Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.

Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.

Pesawat Sriwijaya Air. (Ilustrasi)

Manajemen Sriwijaya Air Buka Suara soal Pendirinya Jadi Tersangka Korupsi Timah

Manajemen PT Sriwijaya Air buka suara, terkait pendiri Sriwijaya yang menjadi tersangka kasus dugaan korupsi penyalahgunaan izin usaha pertambangan (IUP) PT Timah.

img_title
VIVA.co.id
1 Mei 2024