Logo BBC

Kerangka Perempuan Dimakamkan 7.200 Tahun Lalu Ditemukan di Sulawesi

BBC Indonesia
BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

Kerangka manusia itu diketahui perempuan berusia 17-18 tahun, dimakamkan sekitar 7.300 - 7.200 tahun silam. Dari hasil penelusuran DNA menunjukkan manusia prasejarah ini memiliki latar belakang genetik Austromelanesoid, yang deskripsi penampakkannya seperti orang-orang Papua dan Aborigin di Australia.

"Saya yakin bahwa orang Bugis-Makassar ada juga darah Austromelanesoid-nya. Cuma mungkin DNA prosentasenya kecil," kata Prof Akin.

Manusia purba
Dok. Griffith University
Tim arkeolog di dalam lubang ekskavasi menelusuri peninggalan-peninggalan prasejarah di Leang Paninnge

Para peneliti kemudian menamai perempuan yang mati muda ini, Bessek—istilah penghormatan kepada perempuan yang baru lahir dalam budaya Bugis.

Besse "dikuburkan" dalam posisi tertelungkup, dan di sekitar rangkanya diapit beberapa bongkahan batu.

Dalam makam tua itu juga ditemukan budaya-budaya di masanya seperti mata panah bergerigi (Maros Points), beberapa alat-alat batu lain, serta tulang binatang.

Leang Panninge sebagai kawasan industri purba

Manusia purba
Dok. Unhas
Kondisi Leang Paninnge saat proses ekskavasi

Para peneliti juga menemukan "satu mobil" peninggalan budaya prasejarah di dalam Leang Panninge. Di antaranya kapak batu, mata panah, pisau batu, termasuk hal yang diyakini sisa makanan mereka berupa tulang babi, rusa, tikus, kelelawar, dan siput air tawar.

Prof Akin juga meyakini Leang Panninge saat itu digunakan sebagai kawasan industri membuat alat-alat berburu, mengumpulkan dan meramu makanan. Hal ini berdasarkan temuan berupa "pembentuk alat batu, sisa-sisa tatal alat batu," katanya.

Temuan ini merupakan artefak batu yang paling khas dengan era pemburu-pengumpul di Sulawesi antara 8000 - 1500 tahun yang lalu, apa yang disebut sebagai budaya "Toalean".

Manusia purba
Dok. Unhas
Proses penyaringan mencari artefak di Leang Paninnge

Penamaan ini berdasarkan penelitian naturalis dan etnolog asal Swiss, Paul dan dan Fritz Sarasin (1893-1896) di Celebes, dan memperkenalkan orang-orang di dalam gua dari peninggalannya sebagai To Ala sebagai penanda budaya di Sulawesi Selatan.

"Toala dalam bugis itu orang yang tinggal di hutan-hutan di gunung-gunung," kata Prof Akin.

Apakah mereka bunuh-bunuhan, melebur atau bergeser?