Logo BBC

Suasana Ramadan Sekarang dan Dua Tahun Lalu di Tengah Pandemi COVID-19

BBC Indonesia
BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

Lebih dari itu Rio mengaku mulai merasakan atmosfir Ramadan tanpa dibayangi-bayangi hantu Covid. Contohnya, ya, dia bisa ikut berbuka bersama di masjid itu.

Sebagai anak rantau, kerinduannya kepada keluarga dan suasana Ramadan di kampung jalanan, seperti terbalaskan, dengan beraktivitas di masjid.

"Kalau di kos, rasanya sepi banget. Enggak ada keluarga di sini," katanya. "Kalau di sini, terasa ramainya. Dapat ibadah salatnya, juga dapat rindu rumahnya."

Apa yang ditampakkan Rio, agaknya, menggambarkan secara umum respons umat Islam ketika larangan beribadah di masjid dicabut seiring menurunnya kasus Covid-19.

Seperti apa perbedaan dua tahun lalu dan sekarang?

Inilah yang melatari keingintahuan saya untuk mengetahui secara langsung seperti apa suasana buka puasa bersama dan salat maghrib berjamaah di Masjid Said Naum, sore itu.

Dua tahun lalu pada akhir April, saat Ramadan, saya mendatangi masjid ini. Ketika itu kawasan Tanah Abang masuk Zona Merah, dan semua masjid harus ditutup untuk mencegah penularan Covid.

Pintu gerbang masjid ditutup dan ada pengumuman pelarangan beribadah ke masjid itu. Satpam yang berjaga juga harus bertanya apa maksud kedatangan saya.

Saat mewawancarai sekretaris masjid, Suparmo, saya saat itu harus menggunakan masker. Mikropon pada alat perekam pun saya bungkus dengan plastik. Pimpinan kantor tempat saya bekerja juga mewanti-wanti supaya saya menaati protokol kesehatan.

Saya teringat Suparmo berujar bahwa semua agenda Ramadan yang sudah disiapkan dibatalkan semua. Ada nada sendu dalam ucapannya.

`Dulu kita saling curiga` - Kisah dari Masjid Said Namun

Pekan lalu, saya tidak bertemu Suparmo. Saya diminta mewawancarai Irwan, kelahiran 1983, ketua panitia Ramadan. Pertama-tama dia menjelaskan situasi saat masjid ditutup saat itu.

"Itu pasti [ada perasaan was-was]. Kita semua khawatir," ungkap Irwan.

"Kita saling curiga," jelasnya lebih lanjut. Dia kemudian teringat ketika ada salah seorang pimpinan masjid yang terpapar, dia dan rekan-rekannya sempat menghindarinya.

"Saking takutnya," Irwan kali ini mengutarakannya seraya terkekeh. Jarak waktu dan situasi saat ini yang mendekati normal, agaknya, membuatnya leluasa menertawakan diri sendiri.