Ratusan Kader dan Relawan Stempel Darah: Demokrat Tak Pernah Habis Darahnya!

Kader dan relawan Partai Demokrat lakukan aksi Cap Jempol Darah
Sumber :
  • VIVA/Rahmat Fatahillah Ilham

Jakarta - Partai Demokrat mengajukan perlawanan terhadap Peninjauan Kembali atau PK oleh pihak Moeldoko yang masih berproses di Mahkamah Agung (MA). Tak hanya itu, para kader dan relawan juga merespons pernyataan Moeldoko soal aksi stempel darah beberapa waktu lalu.

Bertemu SBY, Sudaryono Dapat Restu Demokrat Maju Jadi Jateng 1?

DPP Partai Demokrat kini menggelar aksi cap jempol darah kedua kalinya sebagai bentuk perlawanan terhadap Moeldoko.

Sejumlah pengurus Partai Demokrat Kabupaten Kudus berikrar mendukung kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai ketua umum dengan tanda tangan dan cap jempol loyalitas, pada Senin, 8 Maret 2021.

Photo :
  • ANTARA
AHY Ungkap Pembagian Jatah Menteri Kabinet Prabowo-Gibran Sudah Dibahas

Pantauan VIVA, Jumat, 23 Juni 2023 ratusan relawan memadati DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat. Para relawan tampak mengantre untuk memberi stempel atau cap jempol darah.

Para relawan memberi cap darah itu di kain putih panjang yang telah disediakan. Selain itu, mereka juga tampak membubuhkan tanda tangannya sebagai tanda perlawanan terhadap Moeldoko.

Relawan Prabowo G-Nesia Banjir Dukungan Usai Pilpres, Diah Warih: Alhamdulillah

Tak hanya itu, para kader dan relawan juga melakukan orasi di atas mobil komando. Mereka menyebut Moeldoko bapak begal partai. "Maling, maling, Moeldoko maling Partai Demokrat," ucap salah satu orator di atas mobil komando, Jumat, 23 Juni 2023.

Orator tersebut juga mengatakan Partai Demokrat pernah memimpin Indonesia dengan baik. Namun, citra Partai Demokrat yang baik itu dirusak oleh Moeldoko.

"Bapak Moeldoko penjahat. Demokrat pernah memimpin negeri ini, tanpa hutang, tanpa biaya apapun. Rusak negeri ini, rusak ibu pertiwi ini gara-gara Moeldoko. Mari kita lawan, Demokrat tidak pernah habis darahnya," ucapnya. 

"Memang siapa yang takut sama Moeldoko? Gak ada!," sambungnya.

Moeldoko sebelumnya memilih sikap dingin terhadap aksi stempel jempol darah yang dilakukan kader dan relawan Partai Demokrat kubu AHY.

Katanya, aksi protes itu tidak perlu ditanggapi berlebihan. Menurutnya, Indonesia merupakan negara yang hidup di atas konstitusi. Semua aturan diatur dalam konstitusi termasuk PK yang dia ajukan ke MA.

"Apa yang perlu ditanggapi, gak perlu lah itu gak penting itu. Kita ini kan semuanya hidup di atas konstitusi. Ini kan ada konstitusi gak usah macam-macam lah (stempel darah)," kata Moeldoko di Malang pada Minggu, 18 Juni 2023.

Rencananya aksi stempel darah dilakukan oleh Kader Demokrat pendukung Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono setiap pekan. Moeldoko justru menanggapi dengan santai. Bahkan dia menyuruh agar dilakukan setiap hari.

"Setiap Minggu ? Sebaiknya setiap hari, bagus. Biar darahnya habis," ujar Moeldoko.

Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Jenderal TNI (Purn) Moeldoko

Photo :
  • VIVA/Uki Rama

Diketahui, Moeldoko mengajukan PK ke MA pada 15 Mei 2023, lalu dengan mengantongi nomor 128 PK/TUN/2023. PK tersebut berkaitan dengan sengketa kepengurusan Partai Demokrat.

Sementara itu Ketua DPC Partai Demokrat Kota Malang, Imron mengatakan bahwa PK yang dilakukan oleh KSP Moeldoko bakal sia-sia. Sebab, PK yang diajukan ke MA dinilai tidak menghadirkan bukti baru secara hukum.

“Tidak ada bukti baru. Kami yakin keputusan tetap sesuai putusan terakhir. Kami di sini sudah adem dan ayem, satu suara dukung Ketum Partai Demokrat, AHY,” tutur Imron.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya