Langkah PAN Rangkul Tokoh NU Dinilai Cerdas, Bisa Keruk Suara di Pemilu 2024

Bendera Partai Amanat Nasional. Foto ilustrasi.
Sumber :
  • VIVA.co.id / Eduward Ambarita

Jakarta - Langkah Partai Amanat Nasional (PAN) dalam merangkul tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dinilai sebagai langkah yang tepat cerdas. Sebab, hal tersebut membuat peluang PAN mendapatkan suara dari warga NU menjadi sangat besar.

DKPP Sebut Pilkada Jadi Ujian Berat bagi Penyelenggara Pemilu

“Walaupun dalam konteks politik kadang agak cair, tetapi itu (tokoh NU) kan perlu dirangkul didekati untuk kemudian sejauh mana bisa menjadi faktor semacam vote getter,” kata Pengamat Politik UIN Jakarta, Ahmad Bakir Ihsan.

Bakir menyebut sejumlah kalangan warga NU terutama basis tradisional masih berpatokan terhadap pemimpin spiritualnya ada jamaahnya seperti kiai dan juga pemimpin pondok pesantren. Sebab, banyak kalangan NU masih menerapkan prinsip Samina Wa Athona yakni patuh terhadap pemimpin jemaahnya.

Survei: Ungguli Hendy, Elektabilitas Faida Teratas Menuju Pilkada Jember 2024

“Kalau kita baca secara sosiologis, nahdliyin itu tergantung kiai, Samina Wa Athona ke kiai. Walaupun dalam konteks politik agak cair, tetapi itu kan perlu dirangkul,” ucapnya.

Lebih lanjut, Bakir menyebut meski mendapat dukungan dari Ketum PBNU, PAN tetap harus bekerja secara optimal untuk memanfaatkannya. Salah satunya dengan memperkenalkan para Calon Anggota Legislatif (Caleg) yang diusungnya pada Pemilu 2024 mendatang.

PSI Tersanjung PKB Ingin Duetkan Anies-Kaesang di Pilgub Jakarta: Semua Masih Dinamis

Terlebih, saat ini PAN banyak berisi tokoh-tokoh NU yang dapat dikapitalisasi dengan baik. Sejumlah tokoh NU yang bergabung dengan PAN seperti Gus Syaiful Nuri dari Pondok pesantren Sidogiri Pasuruan, Gus Ahmad Abdul Qodir dari pondok pesantren Syaikh Abdul Qodir Jailani.

“Kalau dilihat PAN sepertinya banyak menarik tokoh-tokoh, public figure yang dianggap punya popularitas. Itu tidak menjamin, tergantung kerja partai,” ungkapnya.

Ilustrasi Pilkada.

Bawaslu Sebut Pelanggaran Netralitas ASN dalam Pilkada di Sumbar Tinggi

Bawaslu mengungkapkan adanya peningkatan signifikan angka pelanggaran netralitas aparatur sipil negara (ASN) saat Pilkada di Sumatra Barat dibanding Pemilu Legislatif.

img_title
VIVA.co.id
16 Juni 2024